Liputan6.com, Jakarta Aktris Kim Sae Ron ditemukan meninggal dunia di sebuah rumah multi-keluarga di Seongsu-dong 2-ga pada 17 Februari. Menurut laporan The Chosun Daily pada Selasa (18/2/2025), lokasi tempat Kim ditemukan berada di gang sempit yang bahkan tidak bisa dilalui mobil, dengan puntung rokok berserakan di sekitarnya.
Di dalam rumah yang sudah berusia puluhan tahun itu, hanya ditemukan sebuah koper merah muda yang diduga miliknya. Pihak kepolisian memastikan tidak ada tanda-tanda tindak kejahatan dalam kematiannya.
Baca Juga
Sebelumnya, bintang film A Girl Next Door itu sempat berusaha kembali ke dunia akting setelah sempat vakum akibat skandal. Namun, publik terus memberikan reaksi negatif terhadapnya.
Advertisement
“Dia tampak kuat dari luar, tetapi sebenarnya sangat positif. Dia sering diam-diam menderita karena komentar jahat, tetapi tidak pernah menunjukkannya,” ujar Cha Hyun Joong, seorang teman yang bekerja paruh waktu bersamanya di sebuah kafe.
Upaya Kim untuk kembali ke industri hiburan menghadapi banyak rintangan. Pada tahun 2023, ia mendapat peran dalam serial Netflix Bloodhounds, tetapi publik menanggapinya dengan dingin.
Kim Sae Ron Alami Banyak Tekanan
Kritikus bahkan menyebutnya sebagai “beban” dan mengecam usahanya untuk kembali ke dunia hiburan. Akibatnya, produksi sempat terhenti, dan dia akhirnya memilih mundur dari proyek tersebut. Kim juga mengalami tekanan di media sosial. Setiap unggahannya kerap mendapat komentar pedas.
“Komentar jahat bukan sekadar ucapan biasa, tetapi tindakan menusuk seseorang dengan pisau berulang kali. Individu terkenal dalam situasi seperti ini dihantui oleh rasa tidak berdaya dan ketakutan yang luar biasa,” kata Kwak Geum Joo, profesor emeritus psikologi di Universitas Nasional Seoul.
Advertisement
Mengubah Nama
Kim sempat mencoba bangkit dengan berbagai cara. Pada April tahun lalu, ia berencana kembali ke panggung teater, tetapi publik tetap tidak menerimanya.
Pada November, ia menyelesaikan syuting film beranggaran rendah berjudul Guitar Man dan bahkan mengubah nama panggungnya menjadi “Kim Aim” sebagai bentuk awal baru dalam kariernya.
Temannnya juga mengatakan bahwa punya beberapa rencana soal hidupnya ke depan, termasuk usaha kafe. Namun, tekanan yang terus menerus tampaknya membuatnya semakin terpuruk.
Kata Profesor Psikiatri
Dr. Na Jong Ho, asisten profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Yale, mengungkapkan kekhawatirannya tentang bagaimana masyarakat memperlakukan individu yang melakukan kesalahan.
“Cara masyarakat membuang mereka yang pernah melakukan kesalahan atau tertinggal, seolah-olah mereka tidak pernah ada, mengingatkan saya pada Squid Game,” ujarnya.
Kim tidak meninggalkan pesan terakhir sebelum ditemukan dalam kondisi henti jantung. Kepolisian telah mengonfirmasi bahwa kasus ini akan ditutup sebagai kematian biasa tanpa tanda kejahatan.
Advertisement
