Liputan6.com, Jakarta Sejumlah bintang sinetron Para Pencari Tuhan jilid 18 berbagi romantika syuting sembari menjalankan ibadah puasa. Deddy Mizwar mengakui ada kemudahan dan tantangan saat syuting di bulan suci.
Bersama Sandy Pradana, bintang film Nagabonar menyatakan inti puasa pengendalian diri. Maka, saat syuting di bulan Ramadan tak pernah terdengar teriakan dan amarah. Terasa menyenangkan dan menenangkan.
Advertisement
Baca Juga
Tantangan saat puasa, ketika jumlah adegan yang diambil dalam sehari banyak sementara lapar dan haus mulai membayang. Bibir terasa kering. Kalau sudah begini, pemain harus bisa berdamai dengan keadaan.
Advertisement
“Kita tidak bisa merokok sembarangan, enggak bisa minum kalau haus. Memang suasananya beda tapi kita masih bisa mengendalikan diri, pasti. Enggak ada teriak-teriak, marah-marah segala macam,” kata Deddy Mizwar.
Lemas, Haus, Bibir Kering
“Cuma kadang-kadang suka lemas, apalagi kalau jumlah scene-nya banyak. Lemas. Haus. Bibir terasa kering, tapi itulah salah satu makna yang kita hadapi dalam menjalankan ibadah puasa. Kalau biasa-biasa saja ya susah,” akunya.
Berakting sejak 1974, Deddy Mizwar sudah paham mengelola emosi dan mengantisipasi hal-hal tak terduga yang sangat mungkin terjadi di lokasi syuting. Ramadan atau bukan Ramadan, syuting selalu punya romantika tersendiri.
Advertisement
Harus Lebih Sabar Lagi
Dalam wawancara virtual dengan Showbiz Liputan6.com, baru-baru ini, Deddy Mizwar bersyukur syuting Para Pencari Tuhan jilid 18 berjalan mulus. Sandy Pradana membenarkan seraya menyinggung jam rawan.
“Kalau sudah menuju buka puasa itu aduh berapa menit lagi ya, lihat jam lagi. Itu doang sih. Ya, jam rawan kok lama banget. Oh pantasan, dari pagi kerja. Kok buka puasa lama banget, harus lebih sabar lagi,” ujar Sandy Pradana.
Ketika Kesabaran Diuji
Baginya, tantangan terbesar puasa bukan menahan lapar dan haus namun merentang kesabaran. Inilah seninya. Apalagi makanan dan minuman segar untuk pemain maupun kru biasanya tiba di lokasi syuting jam 17. Saat itulah kegelisahan terbit.
“Jadi memang diuji secara kesabaran. Harus lebih tenang lagi. Jangan grasa-grusu. Masalahnya, makanan datang jam 17. Sudah ngelihatin melulu, aduh ini sudah (waktunya) makan apa enggak ya?” Sandy Pradana mengakhiri.
Advertisement
