Diambil dari salah satu cerita komik terbitan Marvel, 'The Wolverine' telah bertancap di layar lebar sejak 26 Juli 2013 kemarin. Karakter Wolverine yang diperankan kembali oleh Hugh Jackman, kali ini beraksi di negeri yang kental dengan nuansa Samurai, yaitu Jepang.
Menjadi bagian dari seri film 'X-Men', The Wolverine menyajikan berbagai isu yang ada dalam film tersebut, salah satunya adalah mutasi dan perpecahan antar golongan. Namun, The Wolverine tidak menonjolkan banyak unsur mutan seperti yang ada pada film-film sebelumnya.
Sutradara yang bertanggung jawab atas film ini adalah James Mangold, penggarap 'Walk the Line' dan '3:10 to Yuma'. Sementara itu, Hugh Jackman juga menjadi salah satu produser selain Lauren Shuler Donner serta dua orang lain. Bagaimanakah jalan cerita serta bentuk filmnya sendiri? Mari kita simak selebihnya.
Cerita dalam The Wolverine bermula ketika Wolverine (Hugh Jackman) berada di sebuah daerah liar Kanada setelah ia mengundurkan diri dari X-Men. Ia selalu teringat dan berhalusinasi dengan sosok Jean Grey (Famke Janssen) yang sudah dibunuhnya secara terpaksa.
Suatu malam, diperlihakan salah satu ingatan Wolverine dimana ia pernah menyelamatkan salah satu prajurit Jepang dari serangan bom saat ia berada di Nagasaki pada 1945. Lalu setelah terbangun, Wolverine merasa terganggu atas terbunuhnya seekor beruang sehingga ia pun menghampiri beberapa pemburu yang dianggap telah mempermainkan beruang tersebut.
Pada saat hendak berkelahi, Wolverine tiba-tiba saja dihampiri oleh seorang wanita bernama Yukio (Rila Fukushima). Yukio pun menenangkan Wolverine dan mengajaknya untuk pergi keluar. Di dalam perjalanan, Yukio menjelaskan bahwa ia diminta oleh atasannya, Ichirou Yashida (Haruhiko Yamanouchi) yang ternyata adalah sosok yang telah diselamatkan Wolverine di perang dunia ke-2.
Yukio diminta Yashida untuk membawa Wolverine ke tempatnya secara langsung untuk menemuinya. Meskipun awalnya menolak, Wolverine akhirnya malah menyetujuinya berkat bujukan yang sangat kuat dari Yukio. Mereka berdua pun berangkat ke Jepang.
Saat berada di Jepang, Wolverine akhirnya bertemu dengan putra Yashida, Shingen (Hiroyuki Sanada) dan putri Shingen, Mariko (Tao Okamoto). Setelah menemui Yashida yang sedang sekarat, Wolverine pun menemukan bahwa ia ingin dimanfaatkan oleh Yashida berkenaan dengan kekuatan mutan yang ada dalam dirinya.
Setelah Wolverine menolak permintaan Yashida, ia pun beristirahat dan tiba-tiba saja salah satu sosok dokter yang diketahui bernama Viper (Svetlana Khodchenkova), membuatnya kehilangan kekuatan penyembuhan.
Esoknya, Yashida dikabarkan wafat dan Wolverine terpaksa mendatangi terlebih dahulu ke pemakamannya. Namun tak disangka, Mariko yang hendak menjadi salah satu pewaris tahta keluarga, diculik oleh segerombolan Yakuza yang berbahaya.
Turut dibantu oleh Kenuichio Harada (Will Yun Lee), para Yakuza pun dibuat kocar-kacir oleh keluarga Yashida. Akhirnya, Wolverine pun terpaksa mengejar mereka demi bisa mendapatkan Mariko kembali sambil menjaganya lagi.
Dari situlah, Wolverine menyadari bahwa ia sudah kehilangan kekuatan penyembuhannya. Setelah beberapa kali melewati rintangan sambil menghadapi luka, Wolverine pun akhirnya membuat Mariko aman dari genggaman Yakuza. Sayangnya, Mariko pun akhirnya kembali diculik oleh rombongan Yakuza.
Petualangan Wolverine di tengah-tengah film pun semakin mengejutkan dimana akhirnya diketahui bahwa ia hanya menjadi sebuah alat di tengah konspirasi keluarga yang sangat mencengangkan. Akhirnya, Wolverine pun berhasil mendapatkan kekuatannya kembali dengan sebuah cara.
Saat hendak menjemput Mariko, Wolverine menemukan banyak kenyataan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Namun, berkat kegigihannya, Mariko pun akhirnya selamat dan kini malah menjadi pejabat tetinggi di keluarga Yashida.
Wolverine akhirnya kembali ke Amerika Serikat sambil diantar oleh Yukio. Cerita perjalanan Wolverine di Jepang telah berakhir. Film pun selesai hingga terdapat adegan tambahan dimana Wolverine yang sudah tiba di bandara, dihampiri oleh dua sosok yang sangat dikenalnya untuk meminta bantuannya.
Adegan tambahan tersebut pastinya mengisyaratkan penonton untuk menuju ke alur cerita 'X-Men: Days of Future Past' yang direncanakan rilis pada 23 Mei 2014 mendatang. Bagi para fans film Marvel, bagian ini mengingatkan kita pada adegan dimana Tony Stark alias Iron Man dihampiri oleh Nick Fury di rumahnya.
Secara keseluruhan, tak ada yang luar biasa dari film yang berkaitan erat dengan 'X-Men III: The Last Stand' dan 'X-Men Origins: Wolverine' ini. Namun, lokasinya yang berada di Jepang serta hal-hal yang menjadi keunggulan Negeri Sakura itu, menimbulkan satu eksotika tersendiri bagi penonton.
Bahkan, beberapa kemunculan baik itu Yakuza, tokoh bergaya Samurai, serta munculnya para Ninja, membuat film ini sangat menambah kekayaan khasanah budaya Jepang yang selalu menjadi pembicaraan banyak orang.
Sayangnya, film ini sangat lemah dalam hal penataan cerita, adegan laga, serta dramatisasi yang tidak terlihat dengan baik. Bahkan, watak setiap tokoh pun tidak digali sejajar dengan jalan cerita. Ditambah lagi, terdapat beberapa momen yang seharusnya lebih seru jika dibuat jenaka, tetapi sang sutradara seolah melewatkan hal tersebut.
Dalam beberapa momen pertarungan, banyak sekali kekosongan yang terjadi. Sehingga dari berbagai adegan laga yang ada, terlihat seperti tak memiliki makna dan hanya menjadi pertempuran yang sia-sia belaka. Padahal, terdapat korban berjatuhan di beberapa adegan pertarungan yang terlihat akibat sifat liar Wolverine yang terlalu berlebihan.
Oleh karena itu, film The Wolverine boleh saja dicoba untuk menjadi tontonan akhir pekan. Namun, jika anda penggemar berat komik maupun animasi Marvel, bisa dipastikan bahwa karya yang satu ini kurang cukup bisa memuaskan dahaga para penggemar film superhero.(Rul)
Menjadi bagian dari seri film 'X-Men', The Wolverine menyajikan berbagai isu yang ada dalam film tersebut, salah satunya adalah mutasi dan perpecahan antar golongan. Namun, The Wolverine tidak menonjolkan banyak unsur mutan seperti yang ada pada film-film sebelumnya.
Sutradara yang bertanggung jawab atas film ini adalah James Mangold, penggarap 'Walk the Line' dan '3:10 to Yuma'. Sementara itu, Hugh Jackman juga menjadi salah satu produser selain Lauren Shuler Donner serta dua orang lain. Bagaimanakah jalan cerita serta bentuk filmnya sendiri? Mari kita simak selebihnya.
Cerita dalam The Wolverine bermula ketika Wolverine (Hugh Jackman) berada di sebuah daerah liar Kanada setelah ia mengundurkan diri dari X-Men. Ia selalu teringat dan berhalusinasi dengan sosok Jean Grey (Famke Janssen) yang sudah dibunuhnya secara terpaksa.
Suatu malam, diperlihakan salah satu ingatan Wolverine dimana ia pernah menyelamatkan salah satu prajurit Jepang dari serangan bom saat ia berada di Nagasaki pada 1945. Lalu setelah terbangun, Wolverine merasa terganggu atas terbunuhnya seekor beruang sehingga ia pun menghampiri beberapa pemburu yang dianggap telah mempermainkan beruang tersebut.
Pada saat hendak berkelahi, Wolverine tiba-tiba saja dihampiri oleh seorang wanita bernama Yukio (Rila Fukushima). Yukio pun menenangkan Wolverine dan mengajaknya untuk pergi keluar. Di dalam perjalanan, Yukio menjelaskan bahwa ia diminta oleh atasannya, Ichirou Yashida (Haruhiko Yamanouchi) yang ternyata adalah sosok yang telah diselamatkan Wolverine di perang dunia ke-2.
Yukio diminta Yashida untuk membawa Wolverine ke tempatnya secara langsung untuk menemuinya. Meskipun awalnya menolak, Wolverine akhirnya malah menyetujuinya berkat bujukan yang sangat kuat dari Yukio. Mereka berdua pun berangkat ke Jepang.
Saat berada di Jepang, Wolverine akhirnya bertemu dengan putra Yashida, Shingen (Hiroyuki Sanada) dan putri Shingen, Mariko (Tao Okamoto). Setelah menemui Yashida yang sedang sekarat, Wolverine pun menemukan bahwa ia ingin dimanfaatkan oleh Yashida berkenaan dengan kekuatan mutan yang ada dalam dirinya.
Setelah Wolverine menolak permintaan Yashida, ia pun beristirahat dan tiba-tiba saja salah satu sosok dokter yang diketahui bernama Viper (Svetlana Khodchenkova), membuatnya kehilangan kekuatan penyembuhan.
Esoknya, Yashida dikabarkan wafat dan Wolverine terpaksa mendatangi terlebih dahulu ke pemakamannya. Namun tak disangka, Mariko yang hendak menjadi salah satu pewaris tahta keluarga, diculik oleh segerombolan Yakuza yang berbahaya.
Turut dibantu oleh Kenuichio Harada (Will Yun Lee), para Yakuza pun dibuat kocar-kacir oleh keluarga Yashida. Akhirnya, Wolverine pun terpaksa mengejar mereka demi bisa mendapatkan Mariko kembali sambil menjaganya lagi.
Dari situlah, Wolverine menyadari bahwa ia sudah kehilangan kekuatan penyembuhannya. Setelah beberapa kali melewati rintangan sambil menghadapi luka, Wolverine pun akhirnya membuat Mariko aman dari genggaman Yakuza. Sayangnya, Mariko pun akhirnya kembali diculik oleh rombongan Yakuza.
Petualangan Wolverine di tengah-tengah film pun semakin mengejutkan dimana akhirnya diketahui bahwa ia hanya menjadi sebuah alat di tengah konspirasi keluarga yang sangat mencengangkan. Akhirnya, Wolverine pun berhasil mendapatkan kekuatannya kembali dengan sebuah cara.
Saat hendak menjemput Mariko, Wolverine menemukan banyak kenyataan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Namun, berkat kegigihannya, Mariko pun akhirnya selamat dan kini malah menjadi pejabat tetinggi di keluarga Yashida.
Wolverine akhirnya kembali ke Amerika Serikat sambil diantar oleh Yukio. Cerita perjalanan Wolverine di Jepang telah berakhir. Film pun selesai hingga terdapat adegan tambahan dimana Wolverine yang sudah tiba di bandara, dihampiri oleh dua sosok yang sangat dikenalnya untuk meminta bantuannya.
Adegan tambahan tersebut pastinya mengisyaratkan penonton untuk menuju ke alur cerita 'X-Men: Days of Future Past' yang direncanakan rilis pada 23 Mei 2014 mendatang. Bagi para fans film Marvel, bagian ini mengingatkan kita pada adegan dimana Tony Stark alias Iron Man dihampiri oleh Nick Fury di rumahnya.
Secara keseluruhan, tak ada yang luar biasa dari film yang berkaitan erat dengan 'X-Men III: The Last Stand' dan 'X-Men Origins: Wolverine' ini. Namun, lokasinya yang berada di Jepang serta hal-hal yang menjadi keunggulan Negeri Sakura itu, menimbulkan satu eksotika tersendiri bagi penonton.
Bahkan, beberapa kemunculan baik itu Yakuza, tokoh bergaya Samurai, serta munculnya para Ninja, membuat film ini sangat menambah kekayaan khasanah budaya Jepang yang selalu menjadi pembicaraan banyak orang.
Sayangnya, film ini sangat lemah dalam hal penataan cerita, adegan laga, serta dramatisasi yang tidak terlihat dengan baik. Bahkan, watak setiap tokoh pun tidak digali sejajar dengan jalan cerita. Ditambah lagi, terdapat beberapa momen yang seharusnya lebih seru jika dibuat jenaka, tetapi sang sutradara seolah melewatkan hal tersebut.
Dalam beberapa momen pertarungan, banyak sekali kekosongan yang terjadi. Sehingga dari berbagai adegan laga yang ada, terlihat seperti tak memiliki makna dan hanya menjadi pertempuran yang sia-sia belaka. Padahal, terdapat korban berjatuhan di beberapa adegan pertarungan yang terlihat akibat sifat liar Wolverine yang terlalu berlebihan.
Oleh karena itu, film The Wolverine boleh saja dicoba untuk menjadi tontonan akhir pekan. Namun, jika anda penggemar berat komik maupun animasi Marvel, bisa dipastikan bahwa karya yang satu ini kurang cukup bisa memuaskan dahaga para penggemar film superhero.(Rul)