Diprotes Rumah Sakit, Dorama `Ashita, Mama ga Inai` Berhenti

Ashita, Mama ga Inai dianggap memberikan gambaran yang tidak tepat terhadap anak-anak dan pekerja sosial di panti asuhan.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jan 2014, 20:10 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2014, 20:10 WIB
dorama-140117c.jpg
Rumah Sakit Jikei yang berdomisili di kota Kumamoto, Jepang baru saja melancarkan protes terhadap dorama milik NTV bertajuk Ashita, Mama ga Inai. Dorama yang dimainkan oleh aktris 9 tahun bernama Ashida Mana itu pun berencana untuk dihentikan penayangannya.

Padahal, Ashita, Mama ga Inai sudah mulai mengudara pada Rabu, 15 Januari pukul 10 malam waktu setempat. Sehingga, hal tersebut menjadi sebuah pukulan telak bagi pihak yang sudah terlanjur terlibat di dalamnya.

Dilansir dari Nikkan Sports melalui Tokyo Hive, pihak rumah sakit menuduh dorama Ashita, Mama ga Inai memberikan gambaran yang tidak tepat terhadap anak-anak dan pekerja sosial di panti asuhan serta berpotensi melanggar hak asasi manusia.

Dalam dorama ini, tidak hanya Ashida Mana yang bermain sebagai anak-anak kecil yang terlihat kesulitan, akan tetapi aktor Suzuki Rio yang sudah berusia 8 tahun dan tenar berkat dorama Yae no Sakura pun turut terlibat di dalamnya.

Kisah Ashita, Mama ga Inai bercerita tentang sekelompok anak-anak yang tinggal di panti asuhan dan bagaimana cara mereka mencari cinta dari seorang ibu di antara orang-orang yang sedang merawat mereka.

Diketahui, Rumah Sakit Jikei merupakan satu-satunya tempat di Jepang yang mengizinkan para orangtua meninggalkan anak-anaknya tanpa nama di dalam sebuah pelayanan Jepang bernama 'Kounotori no yurikago' ('Baby Post' atau secara harafiah berarti 'tempat lahir burung bangau').

Karakter milik Ashida Mana di dalam dorama merupakan seorang anak buangan yang ditaruh di Kounotori no yurikago bernama 'Post'. Rumah Sakit Jikei mengkritik hal tersebut sebagai bentuk penyiksaan psikologis dan pelanggaran hak asasi manusia.

Selain itu, pihak rumah sakit juga mengkomplain adegan dalam dorama yang memperlihatkan para pekerja melakukan pelanggaran ucapan terhadap anak-anak kecil. Terlihat juga adegan anak-anak dipaksa untuk menangis yang dianggap jauh dari kenyataan dan berpotensi menyesatkan serta menimbulkan berbagai prasangka.

Salah satu faktor yang dianggap paling kontroversial, terdapat pada karakter pemilik panti asuhan yang diperankan oleh aktor Mikami Hiroshi. Di situ, terdapat adegan yang mengumbar kata-kata kasar seperti, "Kalau kamu menangis, kamu bisa makan" serta "Kamu seperti seekor anjing di toko hewan" yang ditampilkan secara frontal.(Rul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya