Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 34 haji asal Debarkasi Surabaya meninggal dunia selama proses menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Kepala bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, Muhammad Budi Hidayat menyampaikan hal itu di sela penyambutan kedatangan jemaah haji di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Minggu, 18 Agustus 2019.
Bila dibandingkan dengan musim haji tahun tahun lalu, jumlah jemaah yang meninggal lebih sedikit. Ia mengharapkan, agar jumlah tidak bertambah lagi dan seluruh jemaah selalu sehat hingga tiba di rumah masing-masing.
"Semoga tidak bertambah lagi,” ucap Muhammad Budi seperti melansir Antara, ditulis Senin (19/8/2019).
Advertisement
Khusus untuk kelompok terbang (kloter) pertama, Ia mengabarkan terdapat seorang haji asal Magetan, Jawa Timur, yang harusnya tiba hari ini di Tanah Air, tapi tertunda karena masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi karena sakit yang berisiko tinggi.
Baca Juga
"Penyakitnya gangguan pembuluh darah di otak. Kepulangannya tertunda karena harus mendapat perawatan medis. Nanti kalau sudah dinyatakan pulih bisa menyusul pulang ke Tanah Air bersama kloter yang lain," ujar dia.
PPIH Surabaya memulai proses debarkasi 18 Agustus 2019 dengan kedatangan kloter pretama asal Magetan. Dilanjut kloter kedua gabungan asal Kabupaten Ngawi, Ponorogo dan Surabaya, serta kloter ketiga Kabupaten Ponorogo.
Selanjutnya akan tiba secara bergelombang setiap hari tiga kloter, dengan masing-masing kloter terdiri dari rombongan yang berjumlah 450 orang. Hingga terakhir, kloter 85 dijadwalkan tiba pada 15 September 2019.
Terhitung dari kloter 1 hingga 85, PPIH Surabaya melayani proses debarkasi berjumlah 38.150 haji yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Jamaah haji terbanyak berasal dari Jawa Timur berjumlah 35.076 haji, serta Bali 1.054 dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 965 haji.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jemaah Haji Debarkasi Surabaya Wajib Tes Kesehatan
Sebelumnya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji menyatakan, jemaah haji yang tergabung dalam kloter satu hingga tiga yang telah tiba di Asrama Haji Debarkasi Surabaya akan dicek dokumen, kondisi tubuh, serta pembagian lima liter galon air zam-zam.
“Pulang dalam keadaan sehat wal afiat. Berangkat utuh, pulang juga utuh. Mudah-mudahan menjadi haji mambrur.Alhamdullilah telah menunaikan ibadah hajinya dalam keadaan sempurna,” tutur Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, Jamal, seperti melansir suarasurabaya.net, Minggu, 18 Agustus 2019.
Jemaah haji yang tergabung dalam kloter satu hingga tiga telah tiba di Asrama Haji Debarkasi Surabaya pada Minggu, 18 Agustus 2019. Tiga kloter itu masing-masing kloter satu dari Magetan, kloter dua dari Ngawi, Ponorogo, Surabaya dan kloter tiga dari Ponorogo.
Kloter pertama tiba di Surabay pada pukul 05.00 WIB. Sedangkan kloter dua tiba pukul 08.00 WIB dan kloter tiga pukuk 12.00 WIB. Usai tiba di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, para jemaah haji itu terlebih dulu dibawa ke Hall Mina. Para jemaah haji akan dicek dokumen, kondisi tubuh dan sebagainya.
Pengecekan kesehatan dilakukan menggunakan thermal body scanner. Alat ini digunakan untuk mengecek kondisi suhu tubuh jemaah yang sudah tiba di Surabaya. Bila suhu di atas 37,5 derajat, akan ada pemeriksaan lebh lanjut.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH, Budi Hidayat menuturkan, ada tiga penyakit yang diwaspadai ikut terbawa para jemaah. Penyakit itu antara lain Mers-Cov, Meningitis, dan Ebola.
“Ebola merebak di Afrika. Kita tahu banyak orang Afrika haji dan datang ke sana. Tiga penyakit itu yang kami waspadai,” ujar dia.
Advertisement