Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyediakan layanan Command Center 112 yang dapat digunakan masyarakat untuk melapor keadaan darurat.
Layanan nomor tanggap darurat ini merupakan integrasi pelayanan dengan lintas sektor. Tak heran inovasi Pemkot Surabaya ini menarik perhatian banyak pihak.
Command Center 112 dibuat atas keinginan langsung Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Ia ingin Surabaya memiliki layanan pengaduan dari masyarakat agar mendapat respons secara cepat, maksimal dan siaga 24 jam. Dari keinginan tersebut, muncullah inovasi Command Center 112 ini.
Advertisement
Melansir surabaya.go.id, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika di Indonesia, Cahyo Utama menuturkan, Command Center ini merupakan integrasi pelayanan lintas sektor.
Baca Juga
Sektor tersebut di antaranya DP5A, DKRTH, DPUBM, LINMAS, SATPOL PP, DISHUB, DINSOS, PMK serta dibantu oleh Kepolisian. Dengan adanya nomor tanggap darurat 112 ini, masyarakat dapat melaporkan jika terjadi keadaan darurat atau bencana dan membutuhkan bantuan.
Cahyo mencontohkan, dengan peristiwa kebakaran. Ia menyampaikan melalui layanan telepon ini, tak hanya petugas PMK saja yang datang, melainkan terdapat pula sektor lain.
"Contohnya jika terjadi kebakaran, yang datang ke lokasi kejadian tidak hanya petugas dari PMK untuk memadamkan api, namun PDAM dan DKRTH juga akan ke lokasi kebakaran untuk menyediakan mobil tangki yang akan mengambil air di sekitar lokasi kebakaran. Dispenduk Capil juga akan datang ke lokasi kebakaran untuk mendata kependudukan korban. Dinsos juga akan datang untuk memberikan kebutuhan logistik bagi korban jadi ada integrasi antara satu OPD dengan lainnya," ujar Cahyo.
Maret 2019 lalu, layanan Command Center 112 milik Pemkot Surabaya ini mendapat penghargaan dari asosiasi global Contact Center World. Penghargaan ini diberikan karena Command Center 112 dinilai sebagai program sukses untuk studi kasus call center layanan kedaruratan terbaik di bawah 10 menit.
Berbagai inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya ini menarik berbagai pihak untuk berkunjung. Salah satunya PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Universitas Andalas yang Jumat 30 Agustus 2019 datang ke Surabaya.
Ketua rombongan PT PLN, Tisna Gunawan menyampaikan tujuan kunjungannya memang untuk mendapat gambaran Command Center di Surabaya mengenai agaimana pemanfaatannya, penyediaan sarana dan prasarana, pengelolaan personel serta management pengelolaannya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nursyam Kasubag Data Bagian Perencanaan BPPK Universitas Andalas. Pihaknya juga ingin mengetahui lebih dalam terkait penyatuan penyajian data yang tersedia, proses penerimaan pengaduan serta penanganan keluhannya.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Surabaya Masih Kemarau hingga Oktober 2019
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan Surabaya, Jawa Timur masih hadapi musim kemarau hingga Oktober 2019. Surabaya diprediksi memasuki awal musim penghujan pada November 2019.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto menuturkan, musim kemarau di Jawa Timur masih berlangsung hingga Oktober 2019. Pada akhir Oktober 2019 baru diperkirakan musim peralihan ke musim hujan meski tidak merata di wilayah Jawa Timur terutama di Lumajang Selatan dan Banyuwangi Selatan.
"Untuk rata-rata seluruh Jawa Timur memasuki awal musim penghujan masih di periode November,” ujar Teguh saat dihubungi Liputan.com, Sabtu, 31 Agustus 2019.
Ia menuturkan, hal ini juga terjadi di Surabaya. Kota Pahlawan ini baru memasuki musim penghujan pada November 2019. Suhu udara di Surabaya sempat mencapai maksimum 35 derajat celsius yang terjadi pada 10 Agustus 2019. Saat ini rata-rata suhu udaradi Surabaya maksimum 34 derajat celsius. Teguh prediksi, kondisi cuaca panas di Surabaya pada September mirip seperti Agustus 2019.
"Relatif masih kemarau. Masih mirip-mirip seperti Agustus," tutur dia.
Advertisement