Ribuan Santri Tebuireng Gelar Salat Minta Hujan

Salat Istisqa di Tebuireng itu untuk meminta turunnya hujan agar kemarau panjang yang berdampak pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap, maupun kekeringan di wilayah Indonesia segera berakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2019, 22:00 WIB
Salat Minta Hujan
Foto dari udara memperlihatkan umat muslim melaksanakan salat minta hujan (Istisqa) saat kabut asap menyelimuti kota Pekanbaru, di Riau, Jumat (13/9/2019). Ini dilakukan berharap agar Allah menurunkan hujan di Pekanbaru yang terus diselimuti asap dengan kualitas udara yang memburuk. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi musim kemau panjang, ribuan santri Pondok Pesantren Tebuireng dan mahasiswa melaksanakan Salat Istisqa atau minta hujan di lapangan Universitas Hasyim Asy'ari Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin 30 September 2019.

Salat Istisqa di Tebuireng Jombang itu untuk meminta turunnya hujan agar kemarau panjang yang berdampak pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap, maupun kekeringan di wilayah Indonesia segera berakhir, dilansir dari Antara.

Di bawah terik matahari, sekitar pukul 11.00 WIB, ribuan santri mengikuti Salat Istisqa yang dipimpin KH Masduki Abdurrahman dari PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidzil Quran) Kecamatan Perak, Jombang

"Dengan Salat Istisqa ini diharapkan Allah SWT menurunkan hujan. Ini merupakan ikhtiar yang dilaksanakan Pesantren Tebuireng untuk kebaikan seluruh umat dan seluruh makhluk yang ada di dunia ini," kata KH Masduki.

Kiai Masduki menuturkan, jika umat Islam dalam kesulitan, seperti kemarau panjang,  Nabi Muhammad SAW memerintahkan segera mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Salat Istisqa dilaksanakan umat Islam bila terjadi kemarau panjang atau karena diperlukan untuk kebutuhan tertentu, seperti kebakaran hutan dan bencana kekeringan.

"Mudah-mudahan wilayah yang dilanda kekeringan bisa segera hujan, jika belum hujan bisa menerima pemberian dari Allah. Kita tidak boleh putus asa," tegasnya.

Salat Istisqa hukumnya sunah muakkad sebanyak dua rakaat. Tata cara salat minta hujan ini sama seperti Salat Id, di antaranya jumlah takbir dan adanya khotbah setelah salat.

Hal senada diungkapkan Kepala Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur Ustadz Iskandar. Ia menuturkan, ada sekitar 5.000 santri, dosen serta pengurus pesantren yang mengikuti Salat Istisqa ini.

"Sebagai bangsa kita sangat prihatin dengan kebakaran hutan dan kabut asap, maka kita gelar Shalat Istisqa agar Allah menurunkan hujan ditempat-tempat yang mengalami kekeringan atau bencana lainnya," kata Iskandar.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya