Khofifah Harap Produk Pesantren Kuatkan Ekonomi Jatim

Pameran produk dari pesantren bertajuk One Pesantren One Product (OPOP) Expo diharapkan menjadi pintu masuk penguatan ekonomi masyarakat, terutama untuk semakin mendorong pertumbuhan di Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2019, 05:00 WIB
Ratusan santri pesantren tengah khusuk menjalankan rutinitas keagamaan selama Ramadan
Ratusan santri pesantren tengah khusuk menjalankan rutinitas keagamaan selama Ramadan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Pameran produk dari pesantren bertajuk One Pesantren One Product (OPOP) Expo diharapkan menjadi pintu masuk penguatan ekonomi masyarakat, terutama untuk semakin mendorong pertumbuhan di Jawa Timur.

"Melalui OPOP Expo ini harapannya perekonomian di Jatim semakin menguat," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di sela pembukaan OPOP Expo di JX International Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat, 29 November 2019.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut teringat pesan Presiden Joko Widodo yang menekankan tentang penciptaan lapangan kerja dan diharapkan usaha mikro maupun usaha kecil di wilayahnya dapat memberi kesempatan warga untuk bekerja, dilansir dari Antara.

"Satu usaha mikro bisa membuka 2-3 lapangan kerja, kemudian usaha kecil bisa 10-20 lapangan kerja. Nah, kalau semua bergerak maka ini awal untuk memberikan keoptimistisan pertumbuhan ekonomi di Jattim semakin positif dan produktif," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berpesan para pengusaha mikro, kecil maupun menengah di wilayahnya, khususnya pelaku usaha dari kalangan pesantren memiliki sinergi dengan pihak yang selama ini memiliki keahlian andal.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Khofifah Harap BUMN Tularkan Ilmu pada Pesantren

Gubernur Khofifah Luncurkan Program MJC, EJSC, dan Big Data
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan program Millenial Job Center/MJC, East Java Super Coridor/EJSC, dan Big Data di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (27/05/2019) sore. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Menurut dia, lembaga seperti BUMN, BUMD hingga lembaga sektor privat yang berkomitmen bisa memberikan ilmunya untuk melakukan pendampingan sebagai penguatan di bidang kemampuan manajerial.

"Setelah itu harus diajak melihat hari ini peta pasarnya seperti apa. Apalagi sekarang sudah banyak digital IT yang digunakan dalam proses dagang. OPOP harus lompat, bukan lari apalagi jalan," katanya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga melihat peluang pelaku usaha dan produk yang luar biasa dari pesantren karena berpotensi lokal serta beragam, seperti pupuk, kopi, jagung, gandum, beras hingga hidroponik.

"Inikan sebetulnya potensi dan tinggal bagaimana kemudian menjadi faktual dan efektif sehingga diterima di pasar. Dan yang terpenting adalah pasar menerima produk," tuturnya.

Sementara itu, OPOP Expo digelar pada 28-30 November 2019 dengan memamerkan memamerkan produk-produk karya pesantren di wilayah setempat sekaligus memperkenalkannya ke masyarakat.

Sebanyak 45 stan disiapkan, yang 30 stan di antaranya khusus untuk produk dari pesantren, sedangkan stan sisanya untuk memperkenalkan UMKM binaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta produk lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya