Cerita Nenek Usia 105 Tahun asal Surabaya Sembuh dari Corona COVID-19

Kesembuhan nenek yang lahir pada 1920 itu menyedot banyak perhatian masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2020, 05:32 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 04:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Nenek Kamtin, Survivor Covid-19 tertua di Indonesia asal Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Nenek Kamtin, seorang warga Dusun Gendong, Surabaya berusia 105 sembuh dari virus corona COVID-19. Kabar kesembuhannya itu diumumkan secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Kesembuhan nenek yang lahir pada tahun 1920 itu menyedot banyak perhatian masyarakat. Diketahui, virus corona COVID-19 rentan menyerang orang berusia senja dan yang menderita penyakit lain, seperti penyakit asma dan pernafasan.

"Nenek Kamtin ini seorang survivor COVID-19 tertua di Indonesia," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Lantas apa rahasia kesembuhan nenek yang berusia lebih dari seabad itu? Seorang dokter spesialis paru di Rumah Sakit Port Healt Center (PHC), Surabaya, dr. Tjipto Wibowo, SpP yang menangani Nenek Kamtin membeberkan rahasia itu.

"Saya melihat nenek Kamtim berbeda dibandingkan dengan pasien lain yang saya tangani, sebab di usianya yang sudah lebih dari satu abad, dia nampak sangat memperhatikan kebersihan diri, hal tersebut ditunjukkan dengan selalu rutin membersihkan diri secara berkala setiap harinya," kata Tjipto, seperti dikutip dari Antara.

Pola Makan dan Olahraga

Tak hanya itu, selama perawatan sang nenek juga dikenal selalu menjaga pola makan dan pola istirahat cukup sambil sesekali melakukan olahraga ringan di ruang isolasi.

Tentunya, hal tersebut dilakukan dengan bantuan para tenaga medis yang telah bersiaga selama 24 jam.

Tjipto mengakui, sebelumnya tim medis RS PHC sempat mengalami kesulitan mengingat usia sang pasien COVID-19 ini lebih dari satu abad, sehingga membuat para medis harus bekerja lebih keras dan hati hati dalam merawat pasien.

"Belum lagi kurangnya edukasi jenis penyakit yang diderita pasien, beserta pola penanganannya membuat para tenaga medis harus dengan sabar dan hati-hati memberikan penanganan pada nenek Kamtin," kata Tjipto, kepada wartawan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut

Menjaga Kebersihan dan Semangat untuk Sembuh

Tenaga Medis Kota Bekasi Jalani Rapid Test Covid-19
Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Tjipto menjelaskan, pada saat memberikan perawatan sesuai protokol COVID-19 kepada nenek Kamtin, si nenek kurang paham, hal itu wajar karena usia pasien yang sudah lanjut. Namun demikian, berkat kesabaran dan ketekunan tim medis akhirnya perawatan sesuai protokol semestinya bisa dilakukan.

"Beruntung, selama perawatan pasien terus menunjukkan semangat kesembuhan yang luar biasa dengan selalu menjaga pola makan dan istirahat serta menjaga kebersihan selama perawatan," kata Tjipto, yang merasa bersyukur atas kesembuhan nenek Kamtin.

Senada dengan pernyataan Tjipto, Direktur Utama RS PHC, Abdul Rofid Fanany mengakui sempat kaget juga ada pasien dengan usia di atas 100 tahun yang sembuh.

Rofid mengatakan, RS PHC memang secara khusus memberikan perhatian pada nenek Kamtin selama dirawat dengan mempertimbangkan usia, dan sejumlah perawat pun disiagakan penuh selama 24 jam untuk memantau perkembangan kesehatan sang pasien.

"Kami awalnya sempat kaget mengetahui kami mendapat pasien positif COVID-19 yang berusia lebih dari 100 tahun, namun sebagai salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya. Kami pun bertekad merawat pasien dengan penuh perhatian," katanya.

Selama 24 jam para perawat, lanjutnya, siaga untuk memantau kondisi kesehatan pasien. Dan, Alhamdulillah setelah 30 hari kami rawat akhirnya beliau dinyatakan sembuh dan sudah diizinkan kembali ke keluarganya.

 

Cerita dari Keluarga

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Siti Aminah, salah satu putri nenek Kamtin awalnya sempat kaget, bak disambar petir setelah dinyatakan bahwa ibunya positif COVID-19, sebab hal itu dilatarbelakangi usia sang ibu yang sudah cukup lanjut.

Ia tidak mengetahui secara detail riwayat sang ibu terkena virus itu dari mana, sebab saat masuk ke RS PHC awalnya hanya menderita sakit batuk, dan demam.

Hal itu terjadi pada 13 April 2020, kemudian pada 20 April 2020 dilakukan tes swab yang hasilnya pada 28 April 2020 diketahui positif COVID-19, hingga dirawat di rumah sakit sampai 17 Mei 2020 dinyatakan negatif.

Kekhawatiran sang anak juga disebabkan pihak rumah sakit yang tidak mengizinkan menjenguk pasien positif COVID-19 selama perawatan, hal ini karena adanya kerawanan tertular.

"Terus terang saya khawatir, Mas, saat saya tahu ibu saya itu positif COVID-19, ya, pasti ada kekhawatiran dari kami sebagai keluarga karena usianya sudah tergolong lanjut. Tapi syukur Alhamdulillah, setelah dirawat secara intensif selama 30 hari akhirnya ibu saya sembuh dan boleh pulang kembali, saya menyampaikan banyak terima kasih," kata Aminah.

Aminah menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada para tim medis RS PHC yang telah merawat sang ibu dengan baik hingga dinyatakan sembuh, meski sempat khawatir kondisi kesehatan sang ibu.

 

Kata Khofifah

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Khofifah mengakui, kesembuhan nenek Kamtin ini memberikan semangat bagi pasien yang masih dirawat, dan membuktikan sangat besar peluangnya untuk sembuh.

"Saya berpesan melalui Aminah, bahwa disiplin adalah vaksin paling tokcer saat ini, karena vaksin COVID-19 belum ditemukan," ujar Gubernur Jatim perempuan pertama tersebut.

Selain berdisiplin, kata Khofifah, vaksin jitu lainnya yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah COVID-19 adalah membiasakan pola hidup bersih dan sehat, serta mematuhi protokol kesehatan.

"Tiga cara itulah vaksin senyatanya hari ini," katanya pula.

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, sampai hari ini sedang merawat pasien lanjut usia yang positif COVID-19 masing-masing 11,62 persen laki-laki dan 8,62 persen wanita.

"Mari lindungi dan sayangi mereka karena di usianya yang lanjut menjadi salah satu populasi rentan," ujar Khofifah.*

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya