UNESA Sediakan 2.040 Kuota Mahasiswa Baru untuk Jalur Mandiri pada 2020

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Unesa 2020 pendaftar bisa memilih menggunakan nilai UTBK atau mengikuti Tes Masuk Unesa Berbasis Komputer (TMUBK) secara daring.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 11:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Universitas Negeri Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyediakan kuota sebanyak 2.040 mahasiswa atau 30 persen dari daya tampung untuk mahasiswa baru lewat jalur mandiri pada tahun ajaran 2020/2021.

"Unesa menyediakan 30 persen dari total daya tampung 6.800 calon mahasiswa baru. Kurang lebih sekitar 2.040 mahasiswa. Calon mahasiswa bisa mendaftarkan diri mulai tanggal 9 Juli hingga sepuluh hari setelah pengumuman SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2020," kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Unesa, Prof Bambang Yulianto saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin, (20/7/2020), seperti dikutip dari Antara.

Bambang menuturkan, pada Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Unesa tahun ini pendaftar bisa memilih menggunakan nilai UTBK atau mengikuti Tes Masuk Unesa Berbasis Komputer (TMUBK) secara daring dengan materi Tes Kemampuan Potensi Akademik (TKPA). 

"Jadi memang untuk nilai UTBK ini hanya bisa dipakai untuk lulusan tahun 2019 dan 2020. Tanpa tes. Tapi mereka juga bisa memilih ikut TMUBK dari Unesa secara daring" ujar dia.

Sementara untuk jalur mandiri prestasi, ini hanya diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang mempunyai prestasi di provinsi,  nasional hingga international.

Adapun jalur mandiri prestasi meliputi jalur prestasi keagamaan, jalur prestasi olahraga, jalur prestasi difabel dan jalur prestasi seni. 

"Dari keempat jalur mandiri prestasi ini mereka bisa memilih dua prodi (program studi), bisa masuk prodi manapun atau bisa masuk di prodi yang sesuai dengan kemampuannya," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jalur Prestasi Difabel

Kendati bisa memilih prodi manapun, Bambang menekankan agar calon mahasiswa atau pendaftar bisa mempertimbangkan beberapa hal. Sebab dikhawatirkan, jika tak sesuai bisa membebani calon mahasiswa. 

"Seperti halnya pendaftar memiliki prestasi di bidang olahraga, tapi memilih prodi ekonomi, sedangkan dia sering mengikuti TC (training center). Di prodi ekonomi tidak dinilai justru malah tertinggal banyak materi. Tapi kalau milihnya olahraga, ini dihitung sebagai kurikulumnya. Jadi memang, meskipun diterima di luar prodi bidang olahraga tapi harus ada pertimbangan," tutur dia.

Sedangkan untuk jalur prestasi difabel, diperuntukkan bagi pendaftar yang memiliki kebutuhan khusus, namun mempunyai presrasi yang dipersyaratkan.

Salah satunya memiliki surat keterangan hasil asesmen dari profesional yang relevan. Selain itu memiliki sertifikat kejuaraan 1, 2, atau 3 pada tingkat provinsi, nasional, dan internasional.

Jenis prestasi bisa dalam berbagai bidang. Seperti juara nasional olahraga, atau seni. Jalur ini juga bebas memilih prodi yang diinginkan

Bambang menyarankan agar prestasi difabel lebih mempertimbangkan untuk masuk di prodi Pendidikan Luar Biasa karena lebih bisa untuk diakomodir. 

"Proses seleksi jalur prestasi dan UTBK kita gunakan portofolio, verifikasi terhadap bukti-bukti prestasi, uji keterampilan dan wawancara daring. Begitupun untuk TMUBK tak hanya hasik tes TKPA saja melainkan juga portofolio, dan verifikasi berkas lainnya," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya