Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha1441 Hijriah/2020 M tinggal menghitung hari. Hari Raya Idul Adha akan diperingati pada 31 Mei 2020.
Dalam kunjungannya di peternakan sapi di Desa Pilanggot, Lamongan Rabu 22 Juli 2020, Gubernur Jawa TImur Khofifah Indar Parawansa memastikan, pandemi COVID-19 tidak berpengaruh signifikan pada penjualan hewan kurban.
Advertisement
Baca Juga
"Kami ingin memastikan bahwa stok hewan kurban kita dalam kondisi yang cukup. Lalu juga hewan kurban kita semua dalam kondisi aman, sehat, utuh, dan halal. Alias ASUH. Utuh itu artinya bahwa dari sumber pakannya ini terkonfirmasi dengan nutrisi yang baik. Sebab kita sudah hampir empat bulan ini dalam posisi pandemi COVID-19," ujar dia.
Orang nomor satu di Jatim ini lega, karena saat pandemi COVID-19, penjualan sapi di peternakan tersebut menggunakan sistem cashless alias non tunai, serta diperdagangkan secara online. Sistem ini bahkan tetap membuat penjualan sapi kurban tetap laris dibeli.
"Dan ternyata yang ada di kandangnya Pak Haji Heri ini tinggal satu yang belum terjual. Yang di Pak Haji Juki biasanya tahun lalu 160 ekor, hari ini sudah terjual 145. Puncaknya biasanya pada H-2 atau H-3. Artinya InsyaAllah bisa melebihi bahkan dari jumlah yang terjual tahun lalu," tutur dia.
Khofifah menegaskan, setelah stok hewan kurban dipastikan aman dan ASUH, langkah berikutnya adalah memastikan semua hewan yang akan disembelih telah tersertifikasi dengan Surat Keterangan Sehat dari Dinas Peternakan.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menegaskan, setelah stok hewan kurban dipastikan aman dan ASUH, langkah berikutnya adalah memastikan semua hewan yang akan disembelih telah tersertifikasi dengan Surat Keterangan Sehat dari Dinas Peternakan.
"Jika sudah dinyatakan hewannya sehat, maka yang berikutnya adalah cara penyembelihannya dan proses distribusinya agar mengikuti protokol kesehatan," tegas Khofifah.
RPH Surabaya Kebanjiran Pesanan
Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya kebanjiran pesanan. Permintaan pemotongan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah meningkat tajam.
"Saat hari H Idul Adha Jumat, 31 Juli 2020, kapasitas pemotongan hewan sudah penuh yakni 100 ekor sapi," ujar Pelaksana Tugas Direktur Utama Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya Bela Bima, seperti yang dikutip dari Antara, Minggu, 26 Juli 2020.
Untuk hari tasyrik yang berlangsung setelah Idul Adha selama tiga hari yakni 1 sampai 3 Agustus 2020, jumlah pemesanan sudah cukup tinggi. Pada Sabtu, kapasitas pemotongan sudah mencapai 100 ekor, sementara Minggu dan Senin masih tersedia sekitar 64 sampai 72 ekor hewan kurban yang masih bisa disembelih.
RPH juga akan mengantar langsung hewan kurban ke tempat pemesan baik yang memesan hewan kurban hidup maupun yang sudah dalam bentuk kemasan yang sudah tersembelih.
Tidak hanya itu, RPH Surabaya juga sudah menyiapkan video tutorial untuk warga Surabaya yang hendak melakukan pemotongan hewan sesuai dengan protokol kesehatan. Ia juga berpesan agar masyarakat melakukan pemotongan hewan secara berangsur-angsur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sejumlah Pedagang Mengeluh
Sementara itu, jelang hari Raya Idul Adha, pedagang mengeluhkan penjualan hewan kurban yang merosot. Dua hari setelahnya, Jumat, 24 Juli, seorang penjual hewan kurban di Sidoarjo, Muhammad Sanusi mengaku penjualannya menurun.
"Kira-kira ya 40 sampai 30 persen, tahun lalu habis 80 sampai 100 ekor," ujar Muhamad Sanusi, Pedagang Hewan Kurban.
Meski terjadi penurunan jumlah pembeli, tetapi harga hewan kurban tidak turun. Harga satu ekor hewan kurban kambing mulai dari Rp 2,2 juta hingga Rp 4 juta. Sedangkan untuk hewan kurban sapi, sekitar Rp 15 hingga Rp 25 juta per ekornya.
Di Tuban, Jawa Timur, ratusan pedagang sapi memadati pasar hewan di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding. Para pedagang yang berasal dari berbagai daerah ini berusaha menawarkan hewan ternak terbaiknya. Namun, banyaknya pedagang tidak sebanding dengan jumlah pembeli.
Dalam tiga pekan terakhir, pembeli justru cenderung sepi, akibatnya harga sapi pun turun. Jika sebelumnya, harga sapi siap kurban dijual dengan harga Rp 21 juta hingga Rp 27 juta per ekor, kini turun di kisaran Rp 20 juta hingga Rp 22 juta per ekor.
Advertisement
Harga Sapi Menurun
Sepinya pembeli membuat sejumlah sapi sakit akibat kelelahan, karena harus naik turun kendaraan untuk dibawa berkeliling dari satu pasar hewan ke pasar lainnya.
"Harga sapi sekarang menurun, sekarang banyak sapi, kebanyakan sapi, harganya untuk sapi minimal ya Rp 23 – Rp 24 juta itu sudah besar, biasanya kalau sapi besar Rp 28 juta sampai Rp 30 juta," tutur Pedagang Sapi, Kipli.
Menurut data pasar hewan Tuban, jumlah sapi yang masuk tahun ini menurun drastis. Biasanya menjelang Idul Adha, per hari bisa mencapai 1.800 ekor. Namun, kini hanya berkisar 750 hingga 800 ekor.
"Masalah penurunan sapi, harga tetap ada sedikit penurunan, juga dari pedagang dari luar maupun berkurang karena waktunya cukup mendesak, ini juga karena ada Covid, juga dari Magelang, Bandung tidak ada yang datang,” ujar Ridwan, Kepala UPTD Pasar Hewan Tuban.
Jika biasanya lonjakan permintaan sapi datang mendekati Hari Raya Idul Adha, tetapi tahun ini tidak ada lonjakan pembelian sama sekali. Penjualan sapi masih di bawah 100 ekor per harinya. Demikian seperti diberitakan pada Liputan6, 28 Juli 2020.
Pasar Hewan Sapi Ngawi Sepi Pembeli
Demikian juga penjualan hewan ternak untuk kurban di Pasar Hewan Ngawi menurun drastis. Kondisi ini berlangsung sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah yang jatuh pada 31 Juli 2020.
Penurunan penjualan hewan kurban mencapai 50 persen. Pandemi Covid-19 disinyalir menjadi penyebabnya.
“Biasanya sepekan jelang hari kurban bisa menjual sampai 30 ekor sapi, sekarang paling hanya belasan ekor saja," ujar Sugeng, salah satu pedangang di pasar hewan Ngawi, seperti yang dikutip dari Antara, Selasa, 28 Juli 2020.
Sugeng mengaku selama ini tidak hanya berdagang sapi di Pasar Hewan Ngawi, tetapi juga di beberapa pasar hewan di Magetan. Namun, semua kondisinya sama-sama sepi pembeli. "Setiap hari pasaran paling banyak hanya laku dua ekor," ucapnya.
Selain sepi pembeli, pedagang hewan kurban juga mengalami kesulitan karena harga jual sapi mengalami penurunan ketimbang tahun lalu. Penurunan harga mencapai Rp 1 sampai Rp 3 juta per ekor.
Menurut Sugeng, penurunan penjualan di Pasar Hewan Ngawi juga disebabkan berkurangnya lembaga atau instansi yang melakukan pemotongan hewan kurban dan dibagikan.
Sekolah, misalnya, banyak yang tutup dan tidak melakukan pemotongan dan pembagian hewan kurban menyusul libur selama pandemi.
Advertisement