PPNI Jawa Timur: 21 Perawat Meninggal karena COVID-19

Ketua DPW PPNJI Jawa Timur, Prof Nursalam mengimbau agar masyarakat jujur saat mengabarkan mengenai kondisinya kepada dokter.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Agu 2020, 08:15 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 06:00 WIB
Tenaga Kesehatan
Ilustrasi Tenaga Kesehatan (Photo by H Shaw on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur mencatat ada 21 perawat per 18 Agustus, di Jawa Timur yang meninggal karena COVID-19

Ketua DPW PPNI Jawa Timur, Prof Nursalam menuturkan, perawat meninggal karena COVID-19 di Jawa Timur, terbanyak di Surabaya. Jumlah perawat meninggal karena COVID-19 di Surabaya sebanyak delapan orang, Sidoarjo ada tiga orang.

Kemudian di Tuban dua orang perawat tutup usia karena COVID-19. Sementara itu, di Kota Malang, Sampang, Bojonegoro, Kota Probolinggo, Pasuruan, Bangkalan. Sementara itu, total perawat terpapar COVID-19 mencapai 771 orang di Jawa Timur.

“Santunan dari Kemenkes dan DPP PPNI yang sudah diberikan sebanyak 11 orang, dan santunan dari DPW PPHI Jawa Timur sudah diberikan semua,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (19/8/2020).

Santunan baru diberikan sebanyak 11 keluarga dari perawat yang meninggal karena yang lain administasi belum lengkap. Selain itu, Nursalam pun mengharapkan pemerintah juga berikan insentif bagi perawat terpapar COVID-19.

"Khusus perawat, stress, cemas, kelelahan dengan peran dalam penanganan COVID-19. Perawat adalah profesi yang punya FITT tinggi, frekuensi, intensitas time hype,” ujar dia.

Ia menuturkan, mayoritas perawat meninggal karena COVID-19 juga ada komorbid atau penyakit penyerta ditemui pada kelompok usia 60 tahun ke atas antara lain obesitas, ibu hamil, penyakit autoimun. Oleh karena itu, Nursalam mengingatkan masyarakat memakai masker untuk cegah COVID-19.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Imbauan kepada Warga agar Patuh Protokol

Nursalam juga mengimbau agar masyarakat jujur saat mengabarkan mengenai kondisinya kepada dokter. Kedua, masyarakat pun diimbau patuh untuk protokol kesehatan.

"Jangan melakukan stigma kepada tenaga kesehatan dan masyarakat," kata dia.

Ia juga mengharapkan pemerintah dapat memberikan perhatian kepada perawat dan tenaga medis sebagai garda terdepan. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya