Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menuturkan, ada empat kota besar dengan jumlah kumulatif dan laju kematian tertinggi per 100 ribu penduduk. Salah satunya Surabaya, Jawa Timur.
Wiku menuturkan, empat kota itu antara lain Surabaya, Semarang, Jakarta Pusat, dan Makassar. Empat kota tersebut masuk dalam 10 besar kabupaten/kota dengan jumlah kumulatif kematian tertinggi dan laju kematian tertinggi per 100 ribu penduduk.
Mengutip Antara, Kamis, (17/9/2020), berdasarkan data, di Surabaya, ada 1.003 meninggal karena COVID-19 per 16 September 2020, Semarang 533 orang, dan Makassar sebanyak 266 orang meninggal dunia.
Advertisement
"Kembali kami ulangi empat kota ini Surabaya, Semarang, Jakarta Pusat dan Makassar untuk betul-betul menurunkan jumlah kumulatif kematian dan laju kematian,” ujar dia.
Sementara itu, dilihat dari laju kematian, Wiku menuturkan, Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur dengan laju angka kematian tertinggi dalam satu minggu terakhir.
Wiku meminta, para gubernur, bupati dan wali kota agar betul-betul memantau kasus secara keseluruhan termasuk kematian karena COVID-19 di wilayahnya.
"Pelayanan kesehatan baik, penanganan yang tepat, dan cepat COVID-19 terutama pada usia rentan dan gejala berat kunci untuk menekan angka kematian," ujar dia.
Ia juga memohon kepada seluruh anggota masyarakat disiplin untuk jaga diri terutama tak tulari orang terdekat terutama usia rentan untuk keluar rumah jika tak mendesak.
"Usia produktif agar betul disiplin terapkan protokol kesehatan dan tidak menularkan kepada keluarga di rumah,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kasus Kematian karena COVID-19 Meningkat dalam Sepekan
Wiku menyampaikan selama satu minggu, rata-rata kasus meninggal sebanyak 105 kasus atau naik 25 persen dibandingkan seminggu sebelumnya. Secara persentase kasus meningga juga meningkat.
"Dari tiga persen pada minggu lalu menjadi tujuh persen minggu ini. Artinya sejak September angka kematian akibat COVID-19 perlu jadi perhatian,” ujar dia.
Wiku menuturkan, jika dilihat dari kelompok usia, 80 persen dari total kasus kematian berasal dari kelompok usia di atas 45 tahun.
"Kelompok usia ini harus jaga benar kesehatannya, tidak berkegiatan di luar rumah, tetap jaga pola hidup bersih dan sehat, jika terpaksa keluar rumah, terapkan protokol dengan memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, hindari transportasi umum untuk cegah penularan,” tutur dia.
Sementara itu, kelompok usia produktif 19-45 tahun jadi kelompok usia terbesar terkonfirmasi positif. Ini sebagai kelompok produktif dengan mobilitas tinggi, interaksi sosial tinggi berpotensi carrier tularkan COVID-19 kepada keluarga dan kerabat atau kelompok orang dalam usia rentan.
"Harus jaga diri dengan benar-benar terapkan protokol kesehatan saat kerja dan ketika keluar rumah,” ujar dia.
Advertisement