Satgas Ungkap 4 Kota dengan Kematian Tertinggi karena COVID-19, Termasuk Surabaya

Dilihat dari laju kematian karena COVID-19, Wiku menuturkan, Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur dengan laju angka kematian tertinggi dalam satu minggu terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 22:42 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta semua pihak kampanyekan masker sebagai upaya melindungi diri dan orang lain di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menuturkan, ada empat kota besar dengan jumlah kumulatif dan laju kematian tertinggi per 100 ribu penduduk. Salah satunya Surabaya, Jawa Timur.

Wiku menuturkan, empat kota itu antara lain Surabaya, Semarang, Jakarta Pusat, dan Makassar. Empat kota tersebut masuk dalam 10 besar kabupaten/kota dengan jumlah kumulatif kematian tertinggi dan laju kematian tertinggi per 100 ribu penduduk.

Mengutip Antara, Kamis, (17/9/2020), berdasarkan data, di Surabaya, ada 1.003 meninggal karena COVID-19 per 16 September 2020, Semarang 533 orang, dan Makassar sebanyak 266 orang meninggal dunia.

"Kembali kami ulangi empat kota ini Surabaya, Semarang, Jakarta Pusat dan Makassar untuk betul-betul menurunkan jumlah kumulatif kematian dan laju kematian,” ujar dia.

Sementara itu, dilihat dari laju kematian, Wiku menuturkan, Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur dengan laju angka kematian tertinggi dalam satu minggu terakhir.

Wiku meminta, para gubernur, bupati dan wali kota agar betul-betul memantau kasus secara keseluruhan termasuk kematian karena COVID-19 di wilayahnya.

"Pelayanan kesehatan baik, penanganan yang tepat, dan cepat COVID-19 terutama pada usia rentan dan gejala berat kunci untuk menekan angka kematian," ujar dia.

Ia juga memohon kepada seluruh anggota masyarakat disiplin untuk jaga diri terutama tak tulari orang terdekat terutama usia rentan untuk keluar rumah jika tak mendesak.

"Usia produktif agar betul disiplin terapkan protokol kesehatan dan tidak menularkan kepada keluarga di rumah,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kasus Kematian karena COVID-19 Meningkat dalam Sepekan

Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito ungkap angka sembuh mencapai puncaknya pada 24 Agustus 2020 dengan jumlah 3.560 kasus saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/8/2020). (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Wiku menyampaikan selama satu minggu, rata-rata kasus meninggal sebanyak 105 kasus atau naik 25 persen dibandingkan seminggu sebelumnya. Secara persentase kasus meningga juga meningkat.

"Dari tiga persen pada minggu lalu menjadi tujuh persen minggu ini. Artinya sejak September angka kematian akibat COVID-19 perlu jadi perhatian,” ujar dia.

Wiku menuturkan, jika dilihat dari kelompok usia, 80 persen dari total kasus kematian berasal dari kelompok usia di atas 45 tahun.

"Kelompok usia ini harus jaga benar kesehatannya, tidak berkegiatan di luar rumah, tetap jaga pola hidup bersih dan sehat, jika terpaksa keluar rumah, terapkan protokol dengan memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, hindari transportasi umum untuk cegah penularan,” tutur dia.

Sementara itu, kelompok usia produktif 19-45 tahun jadi kelompok usia terbesar terkonfirmasi positif. Ini sebagai kelompok produktif dengan mobilitas tinggi, interaksi sosial tinggi berpotensi carrier tularkan COVID-19 kepada keluarga dan kerabat atau kelompok orang dalam usia rentan.

"Harus jaga diri dengan benar-benar terapkan protokol kesehatan saat kerja dan ketika keluar rumah,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya