Cara agar Anak Tak Alami Gangguan Psikologis saat Pandemi

Risiko gangguan psikologi yang mungkin terjadi kepada anak terutama pada perubahan perilaku seperti stres, cemas dan masalah tidur.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2020, 08:41 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Geralt via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Kesehatan Jiwa dari RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Presidito Prihantoro menyebutkan gangguan psikologi sangat rentan terjadi pada anak usia dini yang duduk di bangku SD dan TK saat pandemi.

"Gangguan psikologi sangatlah rentan terjadi pada anak usia dini yang duduk di bangku sekolah dasar atau taman kanak-kanak," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, ditulis Rabu (30/9/2020).

Ia menambahkan, risiko gangguan psikologi yang mungkin terjadi kepada anak terutama pada perubahan perilaku seperti stres, cemas dan masalah tidur. Oleh karena itu, kebutuhan psikologis anak harus tetap dipenuhi dimasa pandemi.

"Bisa terjadi karena, anak tidak lagi berinteraksi dengan teman sejawatnya, sekolah diliburkan sehingga kebebasan berkomunikasi dan bermain sangat kurang," ujar dia.

Selain itu, peran serta kreativitas orangtua dalam berkomunikasi dan berinteraksi pada anak juga sangatlah diperlukan. Hal ini supaya proses tumbuh kembang secara psikologis anak dapat dipantau dengan baik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tantangan Terberat Orangtua

FOTO: Terkendala Kuota, Siswa Belajar Daring di Aula Kelurahan
Siswa Manfaatkan Wifi Kelurahan: Siswa belajar di Aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Rabu (29/7/2020). Pemerintah Kota Bekasi melalui Kelurahan Jatirahayu menyediakan fasilitas wifi gratis bagi siswa yang terkendala kuota internet dalam kegiatan belajar secara daring. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Orangtua selalu berkomunikasi dengan gurunya untuk memastikan proses belajar mengajar di rumah tetap berjalan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

"Di sinilah tantangan terberat dialami oleh orangtua yang mana menggantikan posisi (peran) guru, yang mana tetap harus memberikan hak-hak asuh anak pada proses pertumbuhannya," ujarnya.

Solusi

Terkendala Online, Siswa SD Belajar Tatap Muka di Teras Rumah
Murid kelas III SDN 02 Pondok Petir mengikuti kegiatan belajar mengajar di teras rumah salah satu siswa di Depok, Senin (31/08/2020). Mereka belajar 2 - 3 minggu sekali karena para siswa kesulitan belajar daring akibat beban paket data dan tidak semua memiliki smartphone. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dokter Predito memberikan solusi agar kebutuhan psikologis anak tetap terpenuhi dengan baik. Hal ini agar anak tidak mengalami gangguan mental dalam menghadapi situasi seperti sekarang di antara adalah:

1. Orangtua harus lebih sabar, saat ini (masa pandemi COVID-19) peran dan tanggung jawab guru sebagian/lebih banyak bergeser menjadi tugas orang tua. Pada situasi ini, orang tua diharuskan lebih sering berinteraksi dengan anak.

2. Tidak disarankan membandingkan anak dengan anak yang lainnya. Hal ini penting demi menjaga perkembangan psikologis dan kepercayaan diri individu anak.

3. Memberikan kesempatan anak untuk tetap bermain, memberikan jadwal seperti di sekolah kapan dia harus belajar dan kapan dia harus bermain.

"Selain itu, disarankan untuk orangtua tetap berkonsultasi dengan dokter ahli di bidang psikologi dan sejenisnya, untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan fisik dan psikologis di fasilitas kesehatan yang ada," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya