Liputan6.com, Surabaya - Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran akan menindak tegas pihak yang melakukan tindakan anarkis saat aksi demo.
Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran menyampaikan hal itu saat Deklarasi Jogo Suroboyo Damai, Selasa (20/10/2020). Kapolda Jatim juga mengapresi Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) yang tak henti-hentinya menjaga keamanan kota ini.
Selain itu, ia menyebut, Surabaya merupakan kota yang strategis untuk Jatim. Selain itu kota pahlawan ini juga episentrum roda ekonomi. Oleh karena itu, ia meminta kedamaian dan kesejahteraan ini tetap terjaga.
Advertisement
“Saya bangga jadi warga yang dipimpin oleh Ibu Risma. Monggo bapak ibu mari kita jaga kampung ini,” kata Fadil Imran, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Bahkan Kapolda menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas peran serta masyarakat dengan tulus ikhlas menjaga Surabaya tetap damai. Jika nantinya ditemukan anak di bawah umur ikut dalam aksi, Kapolda memastikan akan langsung menindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
"Pesan saya silahkan bapak ibu menjaga kampungnya masing-masing. Hal ini tidak bisa kita biarkan jika ada kelompok yang niatnya datang untuk berbuat anarkis. Saya selaku Kapolda Jatim akan melakukan tindakan tegas,” tegas dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Deklarasi Jogo Suroboyo
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) serta Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran menggelar Deklarasi Jogo Suroboyo Damai, Selasa, 20 Oktober 2020.
Acara tersebut juga diikuti secara virtual oleh 1.000 kelompok elemen masyarakat yang terdiri dari 33 kecamatan se-Surabaya.
Setelah pembacaan deklarasi, Risma menyampaikan, saat ini pandemi COVID-19 di Surabaya berangsur-angsur membaik. Selain banyaknya pasien sembuh, jumlah kasus aktif COVID-19 juga semakin terkendali.
Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjaga protokol kesehatan (prokes) agar Surabaya segera bebas dari pandemi.
"Dengan begitu maka ekonomi di kota kita ini bisa terus tumbuh. Kalau ekonomi kita tidak tumbuh maka banyak pengangguran yang dampaknya membuat kota ini menjadi tidak aman,” kata Risma dikutip dari keterangan tertulis.
Risma menjelaskan, untuk tetap menjaga kota ini agar tetap aman dan nyaman dibutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Ketika terdapat aksi demonstrasi yang berangkat dari berbagai kota, maka sebagai warga Surabaya harus ikut mengamankan.
"Mari bapak ibu kita jaga kota kita bersama-sama. Minimal bapak ibu sekalian menjaga kampungnya masing-masing,” ungkapnya.
Apalagi, biaya yang digunakan untuk membangun kota adalah uang yang berasal dari pajak yang dibayarkan masyarakat. Saat kota ini dirusak fasilitasnya otomatis biaya perbaikan juga dari dari pajak.
Oleh karena itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini meminta kepada masyarakat agar turut serta menjaga semua fasilitas publik yang ada. Ini berkaca pada pengalaman aksi demonstrasi sebelumnya.
"Bayangkan, saat kemarin itu beberapa unit kamera CCTV rusak, bola-bola (pedestrian) dan fasilitas publik lainnya juga rusak termasuk tempat sampah. Maka dari kerusakan itu, uang panjenengan (Anda) yang akan kita pakai. Kerusakan itu pula yang menyebabkan kesulitan,” pesan dia.
Advertisement
Risma Minta Orangtua Jaga Anak
Di kesempatan yang sama, Presiden UCLG Aspac ini juga meminta para orangtua menjaga anak-anaknya dari pengaruh yang tidak benar. Lantaran beberapa waktu lalu Wali Kota Risma mendapati informasi banyak anak di bawah umur terlibat aksi demo anarkis yang kemudian diamankan kepolisian.
"Kalau ada anak bermasalah dengan hukum lalu bagaimana? Ada juga yang menceritakan bahwa mereka (anak-anak) diberikan minuman keras. Tega sekali itu,” ungkap dia.
Dia menuturkan, saat anak-anak yang tidak mengerti apa-apa ikut aksi, di situlah mereka merusak masa depannya sendiri. Oleh karena itu, Risma kembali meminta kepada seluruh orangtua terutama ibu untuk benar-benar menjaga dan memantau kemana anaknya pergi.
"Saat saya tahu, hancur hati saya. Karena itu, jangan sampai masa depan anak kita hancur oleh tangan kotor orang yang ingin menghancurkan anak-anak kita," tutur dia.
Oleh sebab itu, Risma memohon kepada perwakilan seribu elemen masyarakat Surabaya untuk saling bergotong royong dan menjaga kota ini semaksimal mungkin. Apalagi saat ini Surabaya sudah menjadi kota yang nyaman dan kondusif.
"Mari kita saling bergandengan tangan bapak ibu. Lidi satu biji tidak dapat digunakan untuk apapun. Tapi kalau lidi yang banyak diikat bersamaan maka dapat digunakan untuk apapun. Kita jaga Surabaya tetap damai dan kondusif,” urainya.