Terungkap Penyebab Warga Gotong Keranda Mayat Lewati Sungai di Ponorogo

Warga memang lebih memilih melewati sungai saat menggotong keranda untuk mempersingkat waktu menuju pemakaman Gedong.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2020, 18:32 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2020, 18:20 WIB
Warga Bogor Blokir Jalan Rusak Pakai Keranda Jenazah.
Warga Bogor Blokir Jalan Rusak Pakai Keranda Jenazah. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Video tentang warga yang menggotong keranda mayat melewati sungai viral di media sosial. Kejadian itu terjadi di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Akan tetapi, sebenarnya peristiwa yang sempat menghebohkan media sosial itu ternyata sudah menjadi hal biasa di wilayah tersebut. Warga memang lebih memilih melewati sungai saat menggotong keranda untuk mempersingkat waktu menuju pemakaman Gedong.

Perangkat Kelurahan Kadipaten, Wasis Nur Hidayat menuturkan, untuk menuju ke Makam Gedong bisa melewati jembatan. Akan tetapi, jaraknya memang cukup jauh sekitar 1-2 kilometer dari pemukiman warga. Sedangkan saat memotong lewat sungai, hanya menempuh jarak sekitar 200 meter.

"Sebenarnya tidak ada masalah di masyarakat. Sudah ada soluasi, mau muter melewati jembatan atau dimakamkan di dekat sungai,” ujar dia seperti dikutip dari Solopos.com, ditulis Jumat, (23/10/2020).

Wasis menuturkan pemakaman yang dituju warga di dalam video tersebut merupakan makam kuno. Makam tersebut sudah ada sejak dahulu. Justru saat ini lebih banyak jenazah yang dimakamkan di makam baru. Sedangkan yang dimakamkan di Gedong sedikit.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sempat Ada Jembatan

Dia menyampaikan sebenarnya dahulu sempat ada jembatan sesek yang dibuat oleh warga sebagai jalan ke Makam Gedong. Akan tetapi, jembatan sesek itu hanyut saat ada bencana banjir di lokasi tersebut.

"Kemudian dibangun lagi, terus hanyut lagi. Kemudian karena ada yang mewakafkan tanah di sebelah sungai. Akhirnya pemakaman tidak di seberang sungai. Sehingga saat ini pemakaman sudah jarang yang makam kuno. Kecuali kalau ada keluarga yang ingin dimakamkan di sana," ujar dia.

Dia mengatakan, untuk warga yang mengunggah video tersebut bukan warga asli Kadipaten. Namun, pengunggah video itu nikah dengan orang Kadipaten. Sehingga saat melihat warga membawa keranda lewat sungai tersebut akhirnya langsung di-video. Kemudian diunggah ke media sosial hingga menjadi ramai.

 

Simak berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya