Harga Cabai Melonjak, Petani Magetan Didorong Perluas Lahan Tanam

Harga cabai yang melonjak tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Magetan, namun juga daerah lain di Tanah Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2021, 05:13 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2021, 05:13 WIB
Harga Cabai Alami Penurunan
Petani memanen cabai keriting di kawasan Pesawah, Cicurug, Sukabumi, Rabu (22/04/2020). Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sejumlah petani mengeluhkan harga cabai keriting di tingkat petani yang turun dari Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Surabaya - Bupati Magetan Suprawoto mendorong petani hortikultura di wilayahnya untuk memperluas lahan tanam cabai sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar saat terjadi gagal panen dan harga tinggi.

Saat ini Kabupaten Magetan telah menambah lahan budi daya cabai seluas 60 hektare di wilayah Kecamatan Parang dan memasuki masa panen.

"Panen kali ini merupakan momentum yang tepat karena bertepatan saat harga cabai sedang melambung di pasaran," ujar Bupati Suprawoto saat melakukan panen raya cabai keriting di Desa Nglopang, Kecamatan Parang, Magetan, Jumat (26/2/2021), seperti dilansir dari Antara.

Pihaknya membenarkan saat ini harga komoditas cabai di Kabupaten Magetan sedang tinggi karena dampak cuaca ekstrem sehingga banyak tanaman cabai rawit gagal panen yang mengakibatkan pasokan di pasaran minim.

Harga cabai merah besar mencapai Rp40.000 per kilogram, sedangkan cabai keriting di kisaran Rp45.000 hingga Rp50.000 per klogram. Sementara, cabai rawit di kisaran Rp95.000 hingga Rp100.000 per kilogram.

Harga cabai yang melonjak tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Magetan, namun juga daerah lain di Tanah Air.

Untuk itu, Bupati Magetan Suprawoto mengucapkan terima kasih atas nama masyarakat dan pemkab atas panen raya cabai yang merupakan bantuan pihak swasta tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Cabai Galih F1

Harga Cabai Alami Penurunan
Petani memanen cabai keriting di kawasan Pesawah, Cicurug, Sukabumi, Rabu (22/04/2020). Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sejumlah petani mengeluhkan harga cabai keriting di tingkat petani yang turun dari Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pemerintah Kabupaten Magetan juga akan menindaklanjuti keberhasilan panen cabai tersebut agar dapat dikembangkan lebih luas lagi di wilayah Magetan. Serta akan mencoba jenis komoditas pertanian lainnya dengan jenis bibit kualitas F1.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Magetan Uswatul Hasanah menyampaikan panen raya cabai kali ini merupakan hasil bantuan bibit cabai galih F1 dari dana "Corporate Social Responsibility" (CSR) PT Tunas Agro Persada.

Bibit cabai tersebut ditanam pada tanggal 15 Oktober 2020 di lahan seluas 60 hektare di tiga desa, yakni Desa Nglopang, Desa Trosono, dan Desa Sayutan Kecamatan Parang.

Para petani dan pedagang sangat menyukai hasil panen cabai tersebut di saat harga cabai melonjak. Dengan tambahan pasokan tersebut, diharapkan harga cabai dapat segera normal.

Seperti diketahui, Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten sentra di Jawa Timur dan nasional khusus untuk komoditas hortikultura.

Beberapa produk telah mampu menjadi unggulan daerah setempat, misalnya jeruk pamelo, mangga, durian tawing, strowberi, bawang merah, dan aneka sayur seperti tomat, kubis, wortel, dan cabai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya