Perawatan Hidung Mancung Tetap Jadi Primadona Klinik Kecantikan di Surabaya

Michael mengklaim, kliniknya berbeda dengan klinik kecantikan lain karena dia beserta istri yang menangani sendiri.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Apr 2021, 16:08 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 16:08 WIB
Perawatan kecantikan di Klinik Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Perawatan kecantikan di Klinik Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Perawatan kecantikan khususnya hidung mancung nampaknya masih tetap populer dan menjadi primadona di tengan pandemi Covid-19 di Kota Surabaya. 

"Porsentase pelanggan kami 70 persen dari Jawa Timur dan 20 persen warga Surabaya. Rata-rata mereka banyak yang mempercantik hidungnya supaya mancung," ujar pemilik klinik kecantikan Beauty Skin MF Surabaya, Michael Lawanto, Rabu (7/4/2021). 

Michael menceritakan, dirinya bersama sang isteri, Farrah Raktion, mulai membuka klinik kecantikan ini pada bulan Oktober 2020, atau saat tingginya kasus COVID-19 di Indonesia. Saat itu banyak yang mempertanyakan keputusannya untuk membuka klinik kecantikan di saat puncak pandemi.

"Banyak yang bilang gila karena berani buka saat pandemi. Bagaimana jika pasien tidak ada karena berani datang. Tapi saya nekat karena pertama saya sudah punya pasar atau pelanggan. Memang tidak seperti dulu. Dahulu tingkat keramaian banyak. Sekarang tidak seperti dahulu, tapi tetap oke karena pasien tetap berani datang," ujarnya.

Michael mengklaim, kliniknya berbeda dengan klinik kecantikan lain karena dia beserta istri yang menangani sendiri.

"Beda dengan kompetitor kurang lebih sama hanya dari segi harga. Selain itu kebanyakan kompetitor yang menangani bukan pemilik, mereka menggaji dokter. Di sini pemilik yang menangani karena dokter," ucapnya. 

Klinik kecantikan yang fokus pada perawatan di area wajah dan kulit tersebut juga mempunyai jurus khusus untuk menggaet pasien di masa pandemi COVID-19.

"Untuk menyakinkan orang, saya selalu melakukan tes usap (swab) rutin untuk semua pekerja. Tidak hanya perawat, bagian administrasi pun dites usap. Pasien pun mendapat tes usap gratis. Selain juga penerapan protokol kesehatan ketat," ucap Michael. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Turun Omzet

Michael mengakui ada penurunan omzet saat pandemi. Sebelum pandemi, kunjungan pasien ke kliniknya dapat mencapai 40 per hari.

"Namun saat ini ada 10 pasien sudah sangat bagus. Sekarang operasional klinik dibatasi dari jam 09.00 hingga 17.30 WIB. Kami sengaja membatasi pasien karena tidak tahu seberapa lama pasien dirawat," ujarnya.

Namum Michael tetap optimistis bisnis klinik kecantikan dapat bangkit tahun ini setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. "Saya optimistis karena banyak pasar klinik kecantikan sangat besar," ucapnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya