Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam menjalankan ibadah puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Hukum puasa Ramadhan adalah wajib, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 183.
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Q.S. Al-Baqarah: 183]
Sama seperti ibadah lainnya, pelaksanaan puasa telah diatur dalam syariat. Salah satunya adalah syarat sah mengerjakan ibadah tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip kitab Safinatun Najah, salah satu syarat sah puasa adalah suci dari haid. Artinya, orang yang haid tidak diperkenankan puasa dan wajib mengqadhanya di bulan lain sejumlah hari yang ditinggalkan. Keluarnya darah haid juga merupakan salah satu perkara yang dapat membatalkan puasa.
Terkait dengan hal tersebut, seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Jika sudah bersih haid pagi hari sekitar pukul 06.00 dan kebetulan belum makan apapun, apakah boleh berniat melakukan puasa? Simak penjelasan Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan bahwa haid adalah perkara yang membatalkan puasa. Haid juga menjadikan sebab puasa seseorang tidak sah.
Buya Yahya mencontohkan, jika seorang muslimah berpuasa sejak pagi hari, lalu menjelang Maghrib keluar darah haid, maka meskipun bentar lagi jam berbuka tetap ia telah batal puasanya dan wajib mengqadhanya di kemudian hari jika puasa Ramadhan.
“Anda tetap dapat pahala biar pun batal, jangan sedih hati,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (6/3/2025).
Buya Yahya kemudian mencontohkan kasus lain seperti yang ditanyakan jemaahnya. Jika masih ada darah haid pada waktu Subuh, lalu tiba-tiba darahnya berhenti setengah jam kemudian atau melewati waktu Subuh, maka tetap wanita tersebut tidak harus berpuasa.
“Tidak sah puasa Anda karena seolah-olah anggap saja haid itu seperti buka, seperti makan. Jadi kalau waktu Subuh masih makan, puasa Anda tidak sah. Waktu subuh Anda masih haid, maka puasa Ada tetap tidak sah karena waktu Subuh adalah mulainya berpuasa,” jelas Buya Yahya.
Advertisement
Syarat dan Rukun Puasa
Syarat puasa terdiri dari syarat wajib dan syarat sah. Mengutip NU Online, berikut adalah syarat wajib dan sah puasa yang perlu diketahui.
Syarat Wajib
- Beragama Islam
- Berakal
- Baligh atau dewasa
- Mampu berpuasa
Syarat Sah Puasa
- Beragama Islam
- Mumayyiz (yang telah memiliki kemampuan membedakan kebaikan dan keburukan)
- Suci dari haid dan nifas
- Dikerjakan pada waktu yang diperkenankan puasa padanya, jika melaksanakan puasa pada waktu yang tidak diperbolehkan puasa padanya, maka puasanya tidak sah, bahkan tidak boleh dilakukan.
Rukun Puasa
- Niat melaksanakan ibadah puasa.
- Meninggalkan segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar di waktu Subuh sampai terbenam matahari di waktu Maghrib.
Wallahu a’lam.
