Tidur Jadi Tradisi Unik Warga Ponorogo Sambut Idul Fitri

Jemaah Masjid Tegalsari Jetis Ponorogo punya cara unik menyambut Idul Fitri.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi ucapan, Idul Fitri di Ponorogo
Ilustrasi ucapan, Idul Fitri di Ponorogo (Photo on Freepik)

Liputan6.com, Surabaya- Jemaah Masjid Tegalsari Jetis Ponorogo punya cara unik menyambut Idul Fitri. Warga Ponorogo itu melakukan tradisi tidur untuk menyambut hari kemenangan ini.

Namun, jangan berpikir tidur yang dimaksud dalam arti sebenarnya. Tradisi tidur di Ponorogo ini adalah memukul bedug masjid selama 15 smpai 30 menit seusai salat Idul Fitri.

“Sudah sejak saya kecil, tradisi ini sudah ada, jadi penanda kalau sudah Idul Fitri,” ujar Riyono, takmir Masjid Tegalsari Ponorogo, seperti yang dikutip dari Timesindonesia.co.id, Kamis (13/5/2021).

Pukulan bedug dalam tradisi ini juga unik, yakni secara rancak dan menghasilkan nada yang enak didengar serta dilakukan bergantian.

Selain tidur, tradisi di Tegalsari Ponorogo dalam menyambut Idul Fitri adalah kenduri buceng (tumpeng) encek. Encek adalah wadah kenduri yang berasal dari pelepah pisang yang dibentuk persegi ditengahnya ada anyaman bambu untuk menopang makanan. Di dalam encek ditaruh tumpeng lengkap dengan lauk pauknya.

Sementara Imam Masjid Tegalsari KH Qomaruddin, menilai tradisi tidur dan buceng encek sebagai bentuk rasa syukur dan warisan para pendahulu, termasuk para wali. Sebagai generasi penerus di Ponorogo, ia menyarankan untuk meneruskan jejak para wali melalui melestarikan tradisi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya