Legislator Minta Aset Daerah Kota Malang Digunakan untuk Isolasi Pasien Covid-19

DPRD menilai Pemkot Malang kurang berinovasi dalam merumuskan kebijakan penanganan Covid-19

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Jul 2021, 17:03 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 17:03 WIB
Kapasitas RS Lapangan Ijen Malang 100 Persen Penuh Pasien Covid-19, Butuh Bed Tambahan
Suasana di depan RS Lapangan Ijen Boulevard, Malang. Tingkat keterisian rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19 ini sudah 100 Persen pada Kamis, 24 Juni 2021. Pihak rumah sakit berusaha mencari bed tambahan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - DPRD Kota Malang meminta pemerintah kota setempat lebih berani berinovasi dalam penanganan Covid-19 di Malang. Sebab selama ini kebijakan penanganan terkesan masih ala kadarnya.

Penanganan Covid-19 di Malang yang lebih inovatif itu misalnya, tak ragu menggunakan gedung aset daerah sebagai rumah isolasi pasien. Serta lebih gencar dalam melakukan vaksinasi dengan datang ke rumah – rumah penduduk.

“Banyak gedung perkantoran milik Pemkot yang bisa dimanfaatkan sebagai rumah isolasi pasien,” kata anggota DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi, Rabu, 30 Juni 2021.

Itu mengacu hanya ada satu rumah karantina pasien Covid-19 di Kota Malang yakni di Jalan Kawi. Itu pun meminjam gedung Balai Pelatihan Sumberdaya Manusia (BPSDM) milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Masa peminjaman gedung berkapasitas 74 bed itu sudah habis dan baru saja diperpanjang lagi ketika bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian sejumlah rumah sakit rujukan nyaris penuh.

Terbaru, Pemkot Malang baru menjalin kesepakatan dengan Universitas Brawijaya Malang. Memanfaatkan aset perguruan tinggi negeri itu berupa rusunawa di kawasan Kalisongo, Dau, Malang, sebagai rumah isolasi berkapasitas 50 bed untuk pasien Covid-19 di Malang.

“Terimakasih Unibraw sudah membantu. Sebaiknya pemkot juga tak hanya berpaku pada yang sudah ada, manfaatkan aset sendiri,” ujar Arief Wahyudi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Vaksinasi Penduduk

Demikian pula soal vaksinasi juga sebaiknya lebih terencana. Kelompok prioritas penerima vaksin seperti tenaga kesehatan sampai petugas pelayanan publik sudah divaksin. Namun sekarang kegiatan percepatan vaksinasi banyak melibatkan kelompok masyarakat.

Sayangnya kegiatan sosial itu berpotensi menimbulkan kerumuman. Situasi itu justru rentan jadi pemicu penyebaran Covid-19 di Malang. Karena itu sebaiknya Pemkot Malang tak ragu datang langsung ke rumah – rumah penduduk untuk vaksinasi.

“Saatnya jemput bola, datang door to door karena kegiatan vaksinasi massal menyebabkan kerumunan,” kata Arief.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan telah meminta seluruh puskesmas datang ke setiap kampung. Berkoordinasi dengan Rukun Warga dan Rukun Tetangga untuk vaksinasi ke semua warga.

“Sangat memungkinkan vaksinasi ke tiap RT, saya sudah minta itu ke puskesmas,” ujarnya.

Pemkot Malang sendiri mencanangkan target seribu vaksinasi setiap hari. Meski begitu, agak sulit untuk merealisasikannya. Karena itu salah satu cara adalah dengan menggandeng komunitas warga untuk percepatan vaksinasi di Malang.

“Tentu saja tak ada masalah dengan melibatkan banyak kelompok masyarakat, asal tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujar Sutiaji.

Soal rumah isolasi sendiri di Kota Malang baru ada dua rumah isolasi khusus untuk warga Kota Malang yakni di RSUD Kota Malang dan rumah isolasi Jalan Kawi. Satu lagi yakni RS Lapangan Ijen Boulevard juga digunakan untuk perawatan warga dari luar kota.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya