Liputan6.com, Madiun - Banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedono Madiun, kekurangan tenaga kesehatan.
Pelaksana Harian Direktur RSUD Soedono Madiun Dwi Siwi Mardiati mengatakan, hingga saat ini total ada 88 orang karyawan RSUD Soedono yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus isolasi mandiri.
"Jumlah sebanyak 88 karyawan yang terpapar tersebut, baik untuk tenaga medis, tenaga kesehatan, maupun administrasi," ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (7/7/2021).
Advertisement
Rinciannya dari 88 karyawan tersebut, sebanyak 44 orang merupakan tenaga perawat dan bidan, tujuh dokter, dua tenaga analis, dan sisanya tenaga administrasi.
Kondisi tersebut membuat rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut sangat sibuk dalam merawat pasien COVID-19. Padahal, jika mengacu standar pelayanan COVID-19, satu perawat maksimal menangani empat pasien.
"Untuk mengatasi kekurangan itu, kami mobilisasi atau operan tenaga kesehatan dari unit pelayanan lain ke perawatan COVID-19. Hal itu untuk menutup standar satu banding empat tadi," ujar Dwi Siwi.
Imbas dari operan tersebut, kata dia, terdapat unit lain yang terpaksa ditutup atau dikurangi kapasitasnya, seperti ruang infeksius yang saat ini hanya disisakan dua tempat tidur karena sebagian petugasnya dipindahkan untuk penanganan COVID-19.
Terkait keterisian tempat tidur, RSUD Soedono Madiun kini sudah hampir penuh karena pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tersebut terus bertambah.
"Untuk BOR (bed occupancy ratio) UGD kami, saat ini mencapai 94 persen, sedangkan untuk di ruang perawatan COVID-19 tanpa alat bantu sudah mencapai 101 persen," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tambah Tempat Isolasi
Berbagai upaya terus dilakukan manajemen RSUD Soedono dalam penanganan COVID-19. Dwi menambahkan pihaknya saat ini sedang berupaya menambah tempat isolasi lagi, salah satunya dengan memperluas ruang isolasi COVID-19 di UGD.
Menurutnya, ruang UGD secara keseluruhan masih cukup lebar dan memungkinkan untuk ditambah lagi tempat tidur untuk pasien. Harapannya, pasien COVID-19 yang saat ini menjalani perawatan di area drop zone UGD bisa tertampung.
"Selain itu, kami juga sedang mempersiapkan satu ruang rawat inap untuk digunakan sebagai ruang perawatan pasien COVID-19 berkapasitas 20 bed. Sebenarnya sudah siap, tetapi belum dipakai karena masih mempersiapkan petugasnya yang kini minim," katanya.
Advertisement