Kantongi Sertifikat CPOB, Vaksin Merah Putih Unair Tinggal Selangkah Lagi

Menurutnya, sertifikat CPOB merupakan bukti bahwa PT Biotis telah melalui dan memenuhi standar assemen sebagai perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Covid-19.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Agu 2021, 06:21 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 06:21 WIB
(Foto:Dok Unair)
Tim Unair temukan obat COVID-19 (Foto: Dok Unair Surabaya)

Liputan6.com, Surabaya - Koordinator Produk Riset COVID-19 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Ni Nyoman Tri Puspaningsih bersyukur perusahaan farmasi yang bertanggung jawab untuk proses manufakturing massal Vaksin Merah Putih yakni PT Biotis menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Menurutnya, sertifikat CPOB merupakan bukti bahwa PT Biotis telah melalui dan memenuhi standar assemen sebagai perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Covid-19.

"BPOM sudah memberikan sertifikat CPOB artinya sudah diakui bahwa PT Biotis itu nanti mampu memproduksi massal Vaksin Merah Putih yang risetnya dilakukan oleh para peneliti Unair," ujarnya, Kamis (19/8/2021).

Nyoman mengatakan, assesmen adalah penilaian kelayakan dan standarisasi produksinya keamanan, dimana proses produksi industri harus GMP (Good Manufactoring Product).

"Jadi standar internasional sudah dipenuhi dan mendapatkan sertifikat. Sehingga kalau nanti vaksinnya sudah selesai uji klinis ya langsung diproduksi oleh PT Biotis, kita sebagai peneliti siap jalan saja," ujar Nyoman.

Dengan PT Biotis mendapatkan sertifikat CPOB ini, maka pengembangan vaksin merah putih yang dilakukan oleh peneliti Unair tinggal setahap lagi, yakni uji klinik. Saat ini pun proses pengembangan vaksin telah melalui tahap uji preklinik dengan uji hewan makaka.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Uji ke Makaka

Dijelaskan Nyoman target dari vaskin ini hampir untuk semua kalangan yakni dari anak anak diatas usia 12 tahun, laki-laki, perempuan, lansia, dan ibu hamil.

"Saat ini ada 40 ekor makaka dengan berbagai kategori tersebut yang sedang dalam proses vaksinansi. Sebagaian sudah disuntik vaksin dua kali, sebagaian masih satu kali, dari proses ini kami perlu melihat perkembangan dan melakukan analisis," ujarnya.

Uji preklinis pada hewan makaka ini setidaknya baru akan rampung pada Oktober mendatang. Setelah itu uji klinis bisa dilakukan. Oleh karena itu sertifikat CPOB untuk PT. Biotis merupakan langkah awal menuju proses produksi massal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya