Kata Pakar Unair soal Gaya Eri Cahyadi Gandeng Lembaga Independen Asesmen Pejabat

Menurutnya, Eri sedang mencari semacam second opinion untuk mengisi jabatan. Hal itu didapat dengan cara asesmen yang melibatkan lembaga independen dan dilakukan secara netral.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Sep 2021, 05:16 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2021, 05:16 WIB
Wali kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Wali kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Pakar manajemen SDM Universitas Airlangga (Unair) Falih Suaedi menyoroti gaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang melakukan asesmen untuk pengisian jabatan di organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Surabaya.

Menurutnya, Eri Cahyadi sedang mencari semacam second opinion  untuk mengisi jabatan.  Hal itu didapat dengan cara asesmen yang melibatkan lembaga independen dan dilakukan secara netral.

"Sebenarnya mengisi jabatan kan haknya wali kota, yang membahas bersama Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan). Nah, asesmen ini bagian dari second opinion di luar birokrasi. Itu langkah progresif dan bagus serta fair," ujar Falih, Rabu (29/9/2021).

Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair periode 2015-2020 ini mengatakan, untuk memilih pejabat menduduki jabatan sesuai karakter seseorang itu sangat sulit. Salah satu caranya adalah dengan asesmen, karena di dalamnya ada tes-tes yang harus dilalui, termasuk tes psikologi dan wawancara.

Jika ingin lebih modern lagi, kata Falih, bisa menggunakan prinsip penilaian kinerja 360 derajat. Yakni asesmen yang lebih detail lagi unsurnya dengan melibatkan kolega hingga bawahan pejabat yang melakukan asesmen.

"Untuk mencari karakter yang sesuai dengan pekerjaan itu tidak mudah. Dengan tes psikologi dan wawancara saja kurang. Harus melibatkan kolega pejabat yang bersangkutan hingga anak buah atau stafnya. Caranya dengan membuat kuesioner atau wawancara langsung. Itu lebih akurat lagi, karena sulit untuk bisa bohong," paparnya.

Prinsip 360 derajat ini, kata Falih, sudah diterapkan untuk sertifikasi dosen. Sehingga yang diasesmen bukan hanya dosen yang bersangkutan, tapi juga kolega dosen lainnya hingga mahasiswanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Langkah Positif

"Sekali lagi, ini merupakan langkah positif wali kota yang harus diapresiasi. Karena mencari pejabat yang bukan sekadar berdasarkan kompetensi ijazah atau pelatihan-pelatihan tapi juga berdasarkan bakatnya. Karena memang mencari pejabat yang karakter individu dengan karakter pekerjaanya itu klop susah," ungkapnya.

Jika hanya berdasarkan syarat-syarat normatif, kata Falih, badan kepegawaian memiliki rapor yang lengkap. Namun wali kota tak ingin hanya syarat-syarat normatif itu, tapi dipilih pejabat yang sesuai karakter individu dengan pekerjaannya.

“Jadi asesmen ini sudah sangat tepat, meskipun masih bisa dipertajam lagi dengan prinsip 360 derajat," tegasnya.

Jika sudah mendapat pejabat seperti yang diinginkan wali kota, lanjutnya, team work dalam bekerja akan terbentuk. Apalagi Eri Cahyadi berulang kali menyatakan di media, jika Surabaya dibangun berdasarkan gotong royong, dibangun bersama-sama dan bukan one man show.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya