Jaga Kualitas dengan Festival Petik Kopi Situbondo

Pemkab Situbondo mendorong petani kopi meningkatkan hasil pertanian kopi berkualitas ekspor, salah satunya melalui program Sertifikasi Organik.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 24 Mei 2022, 05:01 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2022, 05:01 WIB
Bupati Situbondo Karna Suwandi ikut meramaikan festival petik kopi. (Istimewa).
Bupati Situbondo Karna Suwandi ikut meramaikan festival petik kopi. (Istimewa).

Liputan6.com, Situbondo - Pemerintah Kabupaten Situbondo menggelar festival Petik Kopi untuk mendorong petani meningkatkan produktivitas serta menjaga kopi arabika berkualitas ekspor.

Festival Petik Kopi 2022 dipusatkan di Dusun Taman Dadar dan Dusun Tamanrejo, Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa Situbondo.

“Pada tahun lalu kami meluncurkan brand kopi Situbondo, Bernama Golden Wood Caffee dan festival petik kopi ini untuk melihat hasil panen kopi arabika yang tahun lalu sudah kami branding,” kata Bupati Situbondo Karna Suwandi, Senin (23/5/2022).

Kopi arabika Situbondo, kata dia, sudah diekspor ke Amerika dan Eropa. Oleh karena itu, Pemkab Situbondo mendorong petani kopi meningkatkan hasil pertanian kopi berkualitas ekspor, salah satunya melalui program Sertifikasi Organik.

Bung Karna berharap hasil panen kopi arabika tahun ini akan lebih baik dari sebelumnya, sehingga brand Golden Wood Caffe yang diluncurkan tahun lalu sesuai harapan.

“Karena jika kualitas kopi arabika bagus, sudah pasti para petani kopi khususnya dan memperoleh keuntungan berlipat,”ujurnya

Dalam waktu dekat, kata Karna, Pemkab Situbondo akan menggelar festival kopi nusantara sebagai upaya menggeliatkan perkopian di Situbondo. Selain itu, festival kopi nusantara juga nantinya untuk lebih mengenalkan kopi arabika Situbondo, karena juga akan dihadiri puluhan buyer.

“Saat ini, kami juga sudah mengharuskan semua Organisasi Pimpinan Daerah agar menggunakan dan menyuguhkan kopi Situbondo kepada tamu,”ucapnya.

Bangun Akses Jalan

Karna Suwandi menambahkan, tahun ini pemerintah daerah setempat membangun akses jalan utama menuju kawasan penghasil kopi. Karena, selama ini warga mengeluhkan akses yang rusak dan sulit dilakukan kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga menyulitkan distribusi penjualan kopi.

“Pembangunan infrastuktur jalan tahun ini kami alakasikan Rp 3 miliar. Tahun berikutnya kami akan usulkan Kembali melakukan DAK mudah- mudahan pada 2023 akses jalan di sini rampung semua,”pungkasnya.

 

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya