17 Tahun Menanti, GTT di Probolinggo Ini Akhirnya Sumpah Jabatan PNS

Selama 17 tahun lamanya alumni Universitas Terbuka Malang ini mengabdi sebagai guru dan harus ikhlas menerima gaji Rp 300 ribu per bulan dengan status Guru Tidak Tetap (GTT).

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 30 Jun 2022, 20:04 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2022, 20:04 WIB
Setelah mengabdi selama 17 tahun  GTT dengan gaji Rp300 ribu diangkat sebagai CPNS di Probolinggo (Istimewa)
Setelah mengabdi selama 17 tahun GTT dengan gaji Rp300 ribu diangkat sebagai CPNS di Probolinggo (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo Sebanyak 420 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dilantik dan diambil sumpahnya di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo.

Para abdi negara tersebut sebelumnya tercatat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari Formasi 2018 dan 2019.Hari ini mereka menjadi PNS.

Pembacaan sumpah berlangsung hikmat. Sorotan mata mereka pun tampak berkaca-kaca seakan mengungkap kisah perjuangan mereka masing-masing. Nuansa biru seragam Korpri yang mereka kenakan pun semakin menambah haru suasana hari bersejarah itu.

Salah satu kisah perjuangan sampai pada titik ini diungkap Aprilina Widyastuti Ariffin (37), PNS guru pada SDN Tanjungsari Kecamatan Krejengan. Selama 17 tahun lamanya alumni Universitas Terbuka Malang ini mengabdi sebagai guru dan harus ikhlas menerima gaji Rp 300 ribu per bulan dengan status Guru Tidak Tetap (GTT).

“Saya sudah 17 tahun mengabdi sebagai guru. Alhamdulillah saat ini menikmati hasil pengabdian saya, karena saya ikhlas mengabdi di dunia Pendidikan sebagai guru,”ujar Wida, Kamis (30/6/2022).

Hampir tak terhitung berapa kali kegagalan saat mengikuti tes CPNS sebelumnya. Berbekal semangat tak kenal lelah dan cita-cita untuk meneruskan perjuangan mendiang ibunya yang juga sebagai tenaga pendidik membuatnya tak patah arang. Dan benar saja, saat mengikuti tes CPNS 2019 dia  dinyatakan lolos CPNS.

Diakuinya motivasi keberhasilan terbesarnya adalah semangat dari mendiang ibu dan juga anak-anaknya. Motivasi dan restu terakhir dari ibunya adalah ketika Widya berangkat menjalani tes SKB, karena tiga hari kemudian ibunya wafat karena sakit.

Tingkatkan Kompetensi

“Mendiang ibu saya memang selalu berharap agar anak-anaknya dapat melanjutkan perjuangannya sebagai seorang pendidik. Sayangnya saat ini beliau tidak bisa menyaksikan kebahagiaan ini,” kenangnya berkaca-kaca.

Saat ini cita-cita ibu dan anak ini telah terwujud, sesuai isi sumpah sakral yang baru saja dilafalkannya, Wida pun berkomitmen untuk tetap memegang teguh janjinya dalam menjalankan kewajiban sebagai PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

“Do’akan kami semua mampu mengemban amanah ini, terlebih sebagai seorang guru yang saat ini selalu menuntut kami untuk selalu meningkatkan kompetensi seiring perkembangan zaman,” pungkasnya.

Infografis Heboh Puluhan Ribu PNS Terdata Terima Bansos. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Heboh Puluhan Ribu PNS Terdata Terima Bansos. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya