BNPB Kucurkan Dana Taktis Rp 250 Juta ke Pemkab Lumajang untuk Erupsi Semeru

Selain DSP, BNPB juga memberikan bantuan logistik senilai Rp100 juta untuk penanganan pengungsi warga terdampak APG Semeru.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 09 Des 2022, 11:11 WIB
Diterbitkan 08 Des 2022, 22:20 WIB
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi  Mnijau langsung lokasi terdampak APG Gunung Semeru (Istimewa)
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi Mnijau langsung lokasi terdampak APG Gunung Semeru (Istimewa)

Liputan6.com, Lumajang - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) Rp250 juta untuk penanganan Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Lumajang. Bantuan tersebut diperuntukkan untuk operasional pos komando (posko) penanganan darurat APG Semeru. 

"Bantuan ini untuk operasional di posko tanggap darurat, harapannya Lumajang ini segera bangkit dan akan lebih siap dan siaga lagi ke depannya untuk menghadapi bencana," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi, Kamis (8/12/2022).

Setelah tahap tanggap darurat selesai, pemkab Lumajang dapat berbenah dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. 

"BNPB akan selalu siap membantu dan mendampingi Pemkab Lumajang melaksanakan program-program kesiapsiagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam merespons bencana," tambahnya. 

Selain DSP, BNPB juga memberikan bantuan logistik senilai Rp100 juta untuk penanganan pengungsi warga terdampak APG Semeru. 

Prasinta juga bertemu dengan para relawan yang bertugas di Posko Desa Penanggal. Dia berterima kasih dan mengapresiasi para relawan yang sudah bekerja keras untuk membantu penanganan darurat dari awal hingga hari ini. 

Setelahnya, Prasinta juga menyempatkan diri untuk meninjau langsung salah satu desa terdampak paling parah yaitu Desa Kajar Kuning yang berada di Kecamatan Candipuro. Desa tersebut diperkirakan hanya berjarak 15 km dari Gunung Semeru. 

Dari hasil pantauan di lapangan, terlihat rumah-rumah dan jalan yang masih tertutup material vulkanik dari Gunung Semeru. Desa tersebut masuk ke dalam Zona Merah atau Kawasan Rawan Bencana III yang berptensi terlanda awan panas. 

Meskipun aktivitas vulkanik trennya semakin menurun, Namun, Gunung Semeru masih berstatus Level IV atau awas. 

Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak pusat erupsi. Diluar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepian sungai karena adanya potensi banjir lahar dingin. 

 

Tak Ada Korban Jiwa

 

Hingga Rabu (7 /12/2022) kemarin, tidak ada laporan korban jiwa meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Bupati Kabupaten Lumajang Thoriqul Haq mengatakan emerintah kabupaten dan masyarakat sudah mengambil pelajaran baik dari kejadian tahun lalu. 

"Terima kasih kami sampaikan kepada BNPB yang selalu memberikan perhatiannya kepada kami, mulai dari bencana tahun lalu hingga saat ini, yang hasilnya pada peristiwa APG kemarin tidak menimbulkan korban jiwa," ucapnya. 

Warga dinilai semakin baik dalan merespons peringatan dini dari pemerintah dan petugas di lapangan. 

"Alam memberikan pelajaran kepada kami. Kalau dilihat dari dampaknya memang masih ada beberapa yang terdampak parah, namun APG kemarin sudah direspon masyarakat dengan cepat. Masyarakat saat ini sudah tahu harus berbuat apa dan kemana untuk melakukan evakuasi apabila Gunung Semeru kembali erupsi," jelasnya. 

Infografis Kejutan Tak Terduga Erupsi Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejutan Tak Terduga Erupsi Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya