Pengertian Percakapan Biasa dan Negosiasi
Liputan6.com, Jakarta Percakapan biasa dan negosiasi merupakan dua bentuk komunikasi yang memiliki karakteristik dan tujuan berbeda. Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk menjalin komunikasi yang efektif dalam berbagai situasi.
Percakapan biasa atau percakapan sehari-hari adalah bentuk komunikasi informal yang terjadi secara spontan antara dua orang atau lebih. Tujuan utamanya adalah untuk bertukar informasi, berbagi pengalaman, atau sekadar menghabiskan waktu bersama. Percakapan biasa biasanya bersifat santai, tidak terstruktur, dan dapat membahas berbagai topik secara acak.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, negosiasi adalah proses komunikasi yang lebih formal dan terstruktur antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan berbeda. Tujuan utama negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan atau menyelesaikan perbedaan pendapat melalui diskusi dan kompromi. Negosiasi melibatkan strategi, taktik, dan keterampilan komunikasi khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Advertisement
Perbedaan mendasar antara percakapan biasa dan negosiasi terletak pada tujuan, struktur, dan pendekatan yang digunakan. Percakapan biasa lebih fleksibel dan santai, sementara negosiasi lebih fokus dan berorientasi pada hasil. Memahami perbedaan ini penting agar kita dapat menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan situasi dan tujuan yang ingin dicapai.
Karakteristik Percakapan Biasa
Percakapan biasa memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari bentuk komunikasi lain, termasuk negosiasi. Berikut ini adalah ciri-ciri utama percakapan biasa:
- Informal dan santai: Percakapan biasa biasanya berlangsung dalam suasana yang rileks dan tidak kaku. Peserta percakapan merasa bebas untuk mengekspresikan diri tanpa terlalu banyak batasan formal.
- Spontan dan tidak terstruktur: Topik pembicaraan dapat berubah-ubah dengan cepat tanpa perencanaan khusus. Alur percakapan mengalir secara alami sesuai minat dan respons peserta.
- Tujuan sosial: Fokus utama percakapan biasa adalah untuk membangun dan memelihara hubungan sosial, bukan untuk mencapai hasil atau kesepakatan tertentu.
- Penggunaan bahasa sehari-hari: Kosakata dan struktur kalimat yang digunakan cenderung sederhana dan mudah dipahami. Slang dan idiom sering digunakan untuk membuat percakapan lebih hidup.
- Fleksibel dalam durasi: Percakapan biasa dapat berlangsung singkat atau panjang, tergantung situasi dan keinginan peserta. Tidak ada batasan waktu yang ketat.
- Melibatkan emosi dan pengalaman pribadi: Peserta percakapan sering berbagi cerita, pendapat, dan perasaan mereka secara terbuka.
- Tidak selalu memiliki agenda khusus: Percakapan biasa dapat dimulai dan berakhir tanpa tujuan atau hasil yang spesifik.
Karakteristik-karakteristik ini membuat percakapan biasa menjadi sarana komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui percakapan informal, kita dapat membangun koneksi sosial, berbagi informasi, dan memperkuat hubungan interpersonal. Meskipun tampak sederhana, keterampilan melakukan percakapan biasa yang efektif tetap penting untuk dikembangkan.
Advertisement
Karakteristik Negosiasi
Negosiasi memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari percakapan biasa. Berikut ini adalah ciri-ciri utama yang membedakan negosiasi:
- Formal dan terstruktur: Negosiasi biasanya mengikuti format atau prosedur tertentu. Ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui, seperti pembukaan, penawaran, tawar-menawar, dan penutupan.
- Berorientasi pada tujuan: Setiap pihak dalam negosiasi memiliki tujuan atau kepentingan spesifik yang ingin dicapai. Fokusnya adalah pada hasil akhir, bukan sekadar proses komunikasi.
- Melibatkan konflik kepentingan: Negosiasi terjadi karena adanya perbedaan keinginan atau kebutuhan antara pihak-pihak yang terlibat. Tujuannya adalah mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
- Penggunaan strategi dan taktik: Peserta negosiasi sering menggunakan berbagai teknik persuasi, argumentasi, dan kompromi untuk mencapai tujuan mereka.
- Bahasa yang lebih formal dan teknis: Kosakata yang digunakan dalam negosiasi cenderung lebih spesifik dan terkait dengan topik atau bidang yang sedang dibahas.
- Membutuhkan persiapan: Peserta negosiasi biasanya melakukan riset dan menyiapkan argumen sebelum memulai proses negosiasi.
- Adanya batasan waktu: Negosiasi sering memiliki tenggat waktu atau batas durasi tertentu untuk mencapai kesepakatan.
- Fokus pada fakta dan data: Argumen dalam negosiasi lebih sering didasarkan pada informasi objektif daripada opini pribadi atau emosi.
- Hasil yang mengikat: Kesepakatan yang dicapai dalam negosiasi biasanya bersifat formal dan mengikat kedua belah pihak.
Karakteristik-karakteristik ini membuat negosiasi menjadi proses komunikasi yang lebih kompleks dan menantang dibandingkan percakapan biasa. Keterampilan bernegosiasi yang baik sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam dunia bisnis, politik, dan penyelesaian konflik.
Tujuan Percakapan Biasa vs Negosiasi
Perbedaan mendasar antara percakapan biasa dan negosiasi terletak pada tujuan utama dari masing-masing bentuk komunikasi tersebut. Memahami perbedaan tujuan ini penting untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam berbagai situasi komunikasi.
Tujuan Percakapan Biasa:
- Membangun dan memelihara hubungan sosial
- Berbagi informasi dan pengalaman
- Mengekspresikan diri dan emosi
- Menghabiskan waktu bersama secara menyenangkan
- Mengurangi ketegangan atau stres melalui interaksi ringan
- Memperluas wawasan melalui pertukaran ide informal
- Meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal
Tujuan Negosiasi:
- Mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan
- Menyelesaikan konflik atau perbedaan pendapat
- Memperoleh hasil atau keuntungan tertentu
- Menetapkan syarat dan ketentuan dalam suatu perjanjian
- Mempengaruhi keputusan pihak lain
- Mencari solusi atas masalah yang kompleks
- Menciptakan nilai bersama melalui kolaborasi
Perbedaan tujuan ini mempengaruhi cara kita berkomunikasi dalam masing-masing situasi. Dalam percakapan biasa, kita cenderung lebih santai dan terbuka, fokus pada proses interaksi itu sendiri. Sementara dalam negosiasi, kita lebih strategis dan berorientasi pada hasil, dengan perhatian lebih besar pada pencapaian tujuan spesifik.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa terkadang batas antara percakapan biasa dan negosiasi bisa menjadi kabur. Misalnya, percakapan informal dengan rekan kerja bisa berubah menjadi negosiasi ringan tentang pembagian tugas. Kemampuan untuk mengenali pergeseran ini dan menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat merupakan keterampilan penting dalam komunikasi efektif.
Advertisement
Teknik dan Strategi dalam Percakapan Biasa
Meskipun percakapan biasa terkesan spontan dan informal, ada beberapa teknik dan strategi yang dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dalam situasi sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa tips untuk melakukan percakapan biasa yang lebih baik:
- Praktikkan mendengar aktif: Fokus pada apa yang dikatakan lawan bicara, tunjukkan minat melalui bahasa tubuh, dan berikan respons yang relevan.
- Gunakan pertanyaan terbuka: Ajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari sekadar "ya" atau "tidak" untuk mendorong percakapan yang lebih mendalam.
- Tunjukkan empati: Cobalah untuk memahami sudut pandang dan perasaan lawan bicara. Berikan dukungan emosional jika diperlukan.
- Berbagi cerita dan pengalaman: Gunakan anekdot pribadi untuk membuat percakapan lebih hidup dan relatable.
- Perhatikan bahasa tubuh: Gunakan gestur, ekspresi wajah, dan postur tubuh yang terbuka dan ramah.
- Jaga keseimbangan dalam berbicara: Hindari mendominasi percakapan. Berikan kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk berbicara.
- Gunakan humor dengan bijak: Lelucon ringan dapat mencairkan suasana, tapi pastikan humor yang digunakan tepat dan tidak menyinggung.
- Hindari topik sensitif: Dalam percakapan kasual, hindari membahas isu-isu kontroversial yang dapat menimbulkan ketegangan.
- Praktikkan kesopanan: Gunakan kata-kata dan nada suara yang sopan, terutama saat berbicara dengan orang yang baru dikenal.
- Bersikap fleksibel: Siap untuk mengubah topik atau gaya bicara sesuai dengan respons lawan bicara.
Mengasah keterampilan-keterampilan ini dapat membantu menciptakan percakapan yang lebih menyenangkan dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari. Percakapan yang efektif tidak hanya membantu membangun hubungan yang lebih baik, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan melalui interaksi sosial yang positif.
Teknik dan Strategi dalam Negosiasi
Negosiasi adalah seni dan ilmu yang membutuhkan keterampilan khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa teknik dan strategi kunci dalam melakukan negosiasi yang efektif:
- Persiapan yang matang: Lakukan riset tentang topik negosiasi, pihak lawan, dan alternatif yang mungkin. Tentukan tujuan dan batas minimum yang dapat diterima.
- Identifikasi BATNA (Best Alternative To a Negotiated Agreement): Ketahui opsi terbaik Anda jika negosiasi gagal. Ini akan memberikan kekuatan dan fleksibilitas dalam negosiasi.
- Fokus pada kepentingan, bukan posisi: Coba pahami kebutuhan dan motivasi di balik tuntutan pihak lain. Cari solusi yang memenuhi kepentingan kedua belah pihak.
- Gunakan teknik "win-win": Cari solusi yang menguntungkan semua pihak. Ini akan membantu membangun hubungan jangka panjang yang positif.
- Manfaatkan kekuatan diam: Terkadang, jeda dalam pembicaraan dapat membuat pihak lain merasa tidak nyaman dan memberikan informasi tambahan.
- Praktikkan mendengar aktif: Pahami benar-benar apa yang dikatakan pihak lain. Ini membantu mengidentifikasi peluang untuk kompromi.
- Gunakan bahasa tubuh yang tepat: Proyeksikan kepercayaan diri melalui postur tubuh, kontak mata, dan gestur yang terkontrol.
- Buat penawaran bertahap: Mulai dengan penawaran yang ambisius tapi realistis, lalu bergerak secara bertahap menuju kompromi.
- Kenali dan kelola emosi: Jaga agar emosi tetap terkendali. Gunakan kecerdasan emosional untuk merespons secara tepat terhadap taktik emosional pihak lain.
- Gunakan teknik "framing": Sajikan informasi atau penawaran dengan cara yang menguntungkan posisi Anda.
- Ciptakan rasa urgensi: Gunakan batasan waktu atau konsekuensi potensial untuk mendorong keputusan.
- Siapkan alternatif: Selalu memiliki beberapa opsi solusi yang dapat ditawarkan.
- Gunakan data dan fakta: Dukung argumen Anda dengan informasi objektif dan terverifikasi.
- Praktikkan fleksibilitas: Siap untuk menyesuaikan strategi berdasarkan perkembangan negosiasi.
Menguasai teknik-teknik ini membutuhkan latihan dan pengalaman. Semakin sering seseorang terlibat dalam negosiasi, semakin baik kemampuannya dalam menerapkan strategi-strategi ini secara efektif. Penting untuk diingat bahwa negosiasi yang sukses tidak selalu berarti mendapatkan semua yang diinginkan, tetapi mencapai hasil yang dapat diterima oleh semua pihak dan membangun hubungan yang positif untuk masa depan.
Advertisement
Perbedaan Konteks dan Situasi
Konteks dan situasi di mana komunikasi terjadi sangat mempengaruhi apakah interaksi tersebut termasuk percakapan biasa atau negosiasi. Memahami perbedaan ini penting untuk menyesuaikan pendekatan komunikasi yang tepat. Berikut adalah beberapa perbedaan konteks dan situasi antara percakapan biasa dan negosiasi:
Konteks Percakapan Biasa:
- Lingkungan informal: Terjadi di tempat-tempat seperti rumah, kafe, taman, atau acara sosial.
- Hubungan personal: Biasanya melibatkan teman, keluarga, atau kenalan.
- Waktu santai: Sering terjadi di luar jam kerja atau saat waktu luang.
- Topik beragam: Dapat membahas berbagai hal dari kehidupan sehari-hari hingga isu-isu umum.
- Tanpa agenda khusus: Tidak ada tujuan spesifik yang harus dicapai.
- Fleksibel: Dapat dimulai dan diakhiri kapan saja tanpa konsekuensi formal.
Konteks Negosiasi:
- Lingkungan formal: Sering terjadi di kantor, ruang rapat, atau tempat bisnis lainnya.
- Hubungan profesional: Melibatkan rekan kerja, klien, mitra bisnis, atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda.
- Waktu terstruktur: Biasanya dijadwalkan dan memiliki batasan waktu tertentu.
- Topik spesifik: Fokus pada isu atau masalah tertentu yang perlu diselesaikan.
- Ada agenda jelas: Memiliki tujuan dan hasil yang ingin dicapai.
- Konsekuensi formal: Hasil negosiasi dapat memiliki implikasi hukum, finansial, atau profesional.
Perbedaan konteks ini mempengaruhi bagaimana orang berperilaku dan berkomunikasi. Dalam percakapan biasa, orang cenderung lebih santai dan ekspresif. Sementara dalam negosiasi, mereka lebih berhati-hati dengan kata-kata mereka dan lebih strategis dalam pendekatan mereka.
Namun, penting untuk dicatat bahwa batas antara kedua konteks ini terkadang bisa menjadi kabur. Misalnya, percakapan informal dengan rekan kerja di luar kantor bisa berubah menjadi negosiasi ringan tentang proyek kerja. Kemampuan untuk mengenali pergeseran konteks ini dan menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat merupakan keterampilan penting dalam komunikasi efektif.
Perbandingan Bahasa dan Gaya Komunikasi
Bahasa dan gaya komunikasi yang digunakan dalam percakapan biasa dan negosiasi memiliki perbedaan signifikan. Memahami perbedaan ini penting untuk menyesuaikan cara berkomunikasi sesuai dengan konteks dan tujuan interaksi. Berikut adalah perbandingan bahasa dan gaya komunikasi antara percakapan biasa dan negosiasi:
Percakapan Biasa:
- Bahasa informal: Menggunakan kata-kata sehari-hari, slang, dan idiom.
- Struktur kalimat fleksibel: Kalimat bisa pendek, tidak lengkap, atau menggunakan struktur yang lebih santai.
- Topik beragam: Dapat melompat dari satu topik ke topik lain dengan cepat.
- Ekspresi emosi: Lebih bebas mengekspresikan perasaan dan opini pribadi.
- Humor dan candaan: Sering digunakan untuk mencairkan suasana.
- Interupsi: Lebih umum dan dapat diterima dalam batas tertentu.
- Penggunaan nama panggilan: Mungkin menggunakan nama depan atau panggilan akrab.
Negosiasi:
- Bahasa formal: Menggunakan terminologi yang lebih teknis dan profesional.
- Struktur kalimat teratur: Kalimat cenderung lebih lengkap dan terstruktur dengan baik.
- Fokus pada topik: Tetap pada agenda dan topik yang relevan dengan negosiasi.
- Kontrol emosi: Lebih menekankan pada argumen logis daripada ekspresi emosional.
- Penggunaan data: Lebih sering menggunakan fakta, statistik, dan contoh konkret.
- Kesopanan strategis: Menggunakan bahasa sopan sebagai alat untuk membangun hubungan dan mencapai tujuan.
- Penggunaan gelar: Mungkin menggunakan gelar profesional atau nama lengkap.
Perbedaan gaya komunikasi ini mencerminkan tujuan dan konteks yang berbeda dari kedua jenis interaksi. Dalam percakapan biasa, tujuannya adalah membangun hubungan dan berbagi informasi secara santai. Sementara dalam negosiasi, fokusnya adalah pada pencapaian hasil spesifik dan mempertahankan profesionalisme.
Namun, penting untuk diingat bahwa dalam praktiknya, elemen-elemen dari kedua gaya ini bisa bercampur tergantung pada situasi. Misalnya, dalam negosiasi informal, mungkin ada penggunaan humor atau bahasa yang lebih santai untuk membangun rapport. Sebaliknya, dalam percakapan biasa dengan atasan atau orang yang dihormati, mungkin ada penggunaan bahasa yang lebih formal.
Kemampuan untuk beralih antara kedua gaya komunikasi ini dengan lancar merupakan keterampilan penting dalam komunikasi efektif. Ini memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi sosial dan profesional dengan lebih baik.
Advertisement
Keterampilan yang Dibutuhkan
Meskipun percakapan biasa dan negosiasi memiliki karakteristik yang berbeda, keduanya membutuhkan serangkaian keterampilan komunikasi yang penting. Beberapa keterampilan ini mungkin tumpang tindih, sementara yang lain lebih spesifik untuk masing-masing jenis interaksi. Berikut adalah perbandingan keterampilan yang dibutuhkan dalam percakapan biasa dan negosiasi:
Keterampilan untuk Percakapan Biasa:
- Mendengar aktif: Kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan lawan bicara dan memberikan respons yang tepat.
- Empati: Mampu memahami dan merespon terhadap perasaan dan perspektif orang lain.
- Berbagi cerita: Kemampuan untuk menceritakan pengalaman pribadi secara menarik.
- Humor: Kemampuan untuk menggunakan lelucon dan candaan secara tepat.
- Fleksibilitas topik: Mampu beralih antara berbagai topik pembicaraan dengan lancar.
- Kesopanan sosial: Memahami dan menerapkan norma-norma sosial dalam percakapan.
- Bahasa tubuh positif: Menggunakan gestur dan ekspresi wajah yang ramah dan terbuka.
Keterampilan untuk Negosiasi:
- Analisis situasi: Kemampuan untuk cepat menilai dinamika dan kepentingan dalam negosiasi.
- Persuasi: Mampu meyakinkan pihak lain untuk menerima ide atau penawaran.
- Manajemen konflik: Kemampuan untuk menangani perbedaan pendapat secara konstruktif.
- Pemecahan masalah: Mampu mengidentifikasi dan mengusulkan solusi kreatif.
- Kontrol emosi: Kemampuan untuk tetap tenang dan rasional dalam situasi tegang.
- Strategi dan taktik: Memahami dan menerapkan berbagai pendekatan negosiasi.
- Keterampilan presentasi: Mampu menyajikan informasi dan argumen secara jelas dan meyakinkan.
- Pemahaman hukum dan etika: Mengetahui batasan legal dan etis dalam negosiasi.
Keterampilan yang Dibutuhkan untuk Keduanya:
- Komunikasi verbal yang jelas: Kemampuan untuk mengekspresikan ide dengan jelas dan efektif.
- Kecerdasan emosional: Mampu mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.
- Adaptabilitas: Kemampuan untuk menyesuaikan gaya komunikasi sesuai situasi.
- Kesabaran: Mampu menahan diri dan tidak terburu-buru dalam komunikasi.
- Observasi: Kemampuan untuk membaca isyarat non-verbal dan dinamika interaksi.
- Asertivitas: Mampu mengekspresikan pendapat dan kebutuhan secara tegas namun sopan.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan ini dapat meningkatkan efektivitas seseorang baik dalam percakapan biasa maupun negosiasi. Meskipun beberapa keterampilan mungkin lebih relevan dalam satu jenis interaksi dibandingkan yang lain, memiliki keseimbangan dari semua keterampilan ini akan membantu seseorang menjadi komunikator yang lebih baik secara keseluruhan.
Penting untuk diingat bahwa keterampilan-keterampilan ini dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman. Semakin sering seseorang terlibat dalam berbagai situasi komunikasi, semakin baik mereka akan menjadi dalam menerapkan keterampilan-keterampilan ini secara efektif.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara percakapan biasa dan negosiasi adalah kunci untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi. Percakapan biasa, dengan sifatnya yang informal dan santai, memainkan peran penting dalam membangun hubungan sosial dan berbagi pengalaman sehari-hari. Di sisi lain, negosiasi, dengan struktur dan tujuannya yang lebih formal, merupakan alat penting dalam menyelesaikan perbedaan dan mencapai kesepakatan dalam konteks profesional atau bisnis.
Meskipun kedua bentuk komunikasi ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, keduanya membutuhkan serangkaian keterampilan yang saling melengkapi. Kemampuan untuk beradaptasi antara gaya komunikasi informal dan formal, mendengarkan secara aktif, mengelola emosi, dan menyampaikan ide dengan jelas adalah kunci keberhasilan dalam kedua jenis interaksi ini.
Penting untuk diingat bahwa dalam praktiknya, batas antara percakapan biasa dan negosiasi tidak selalu jelas. Situasi komunikasi dapat berubah dengan cepat, dan kemampuan untuk mengenali pergeseran ini dan menyesuaikan pendekatan secara tepat adalah keterampilan yang sangat berharga.
Dengan terus mengasah keterampilan komunikasi dan mempraktikkannya dalam berbagai konteks, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berinteraksi secara efektif dalam semua aspek kehidupan, baik personal maupun profesional. Pada akhirnya, komunikasi yang efektif, baik dalam percakapan biasa maupun negosiasi, adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat, menyelesaikan konflik, dan mencapai tujuan bersama.
Advertisement
