Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus berupaya melestarikan adat istiadat suku Osing. Di antaranya dengan menyelenggarakan Festival Literasi Osing. Hal ini untuk mendorong ketrampilan dan kecintaan anak-anak Banyuwangi pada bahasa Osing.
"Melalui festival ini, kami dorong anak-anak untuk menjaga budaya Osing sekaligus menstimulasi anak terkait literasi Osing dengan cara yang menyenangkan," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (15/12/2022).
Festival Literasi Osing ini, tidak sekadar melestarikan bahasa Osing. Namun, juga untuk menstimulasi anak-anak untuk gemar membaca buku. Dimana anak-anak diajak membaca melalui pintu masuk mendongeng, teater dan lain sebagainya.
Advertisement
"Seperti mendongeng dan teater juga merupakan literasi. Dengan mendongeng atau tampil di pentas teater, dengan sendirinya anak-anak akan membaca. Mereka akan membaca untuk mencari referensi atau ide apa yang akan disampaikan," kata Ipuk.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuwangi Suratno, Festival Literasi Osing merupakan upaya pelestarian warisan budaya Osing sedari kecil.
“Supaya kultur osing-nya tetap terjaga. Penekananannya kepada dolanan (bermain), sehingga anak-anak bisa belajar budaya Osing dengan menyenangkan," terang Suratno.
Diikuti Ratusan Siswa SD se-Banyuwangi
Selain itu, juga diberikan buku bahan ajar pendidikan bahasa Osing di sekolah-sekolah di Banyuwangi.
"Buku ini dipersembahkan bagi sekolah-sekolah di Banyuwangi sebagai solusi sekaligus wahana untuk mengakselerasi kualitas budaya literasi dan muatan lokal budaya osing," terangnya.
Acara Festival Literasi Osing sendiri diikuti oleb ratusan siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) se Banyuwangi. Mereka tidak hanya dikenal dengan beragam karya tulis berbahasa Osing. Namun, juga diajak berdongeng dan teater dengan menggunakan bahasa khas Wong Blambangan itu.
"Saya senang bisa ikut lomba mondongeng, karena saya suka bercerita. Saya suka cerita pengalaman saya ke mama dan papa. Seperti usai melihat Seblang Bakungan, atau saat bermain di sekolah," ungkap Sesmita Enggana (12), peserta asal SDN 4 Penganjuran itu.
Advertisement