Fenomena Bediding Melanda Jatim, Siapkan Baju Hangat Kalau Mau Jalan-Jalan

Jatim tengah dilanda fenomena bediding. Akibatnya suhu udara terasa lebih dingin dari biasanya meski saat sudah memasuki musim kemarau.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 20 Jul 2023, 05:05 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 05:05 WIB
Ilustrasi suhu dingin (foto : abcnews.go.com)
Ilustrasi suhu dingin (foto : abcnews.go.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Jatim tengah dilanda fenomena bediding. Akibatnya suhu udara terasa lebih dingin dari biasanya meski saat sudah memasuki musim kemarau. 

Prakirawan Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas III Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa mengatakan, turunnya suhu udara pada musim kemarau ini, karena Jawa Timur termasuk Banyuwangi, memasuki siklus tahunan, yang banyak dikenal dengan istilah fenomena bediding.

“Bediding itu istilah untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok khususnya di awal musim kemarau atau kondisi dengan suhu lingkungan terasa lebih dingin dibandingkan normalnya,” kata, Gede, Rabu (19/7/2023).

Gede, menjelaskan, jika fenomena bediding atau turunnya suhu rata-rata tersebut, tak hanya melanda Banyuwangi. Namun juga, Indonesia bagian selatan mulai dari Pulau Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Fenomena Bediding di Banyuwangi sudah masuk pada akhir bulan Juni lalu dan diprediksi pada bulan Agustus mendatang suhu udara akan bertambah dingin. Dan pada bulan-bulan tersebut suhunya paling dingin dalam setahun,” jelasnya.

Penyebab fenomena bediding tersebut karena adanya pergerakan massa atau tiupan udara dari Autralia dengan membawa massa udara dingin dan kering ke Asia melewati sebagian selatan wilayah Indonesia yang dikenal dengan Monsun atau Muson dingin Australia. Pasalnya, pada bulan ini Australia memasuki musim dingin atau Winter.

“Hal ini juga terjadi karena gerak semu matahari yang berposisi di utara bumi, jadi wilayah bumi bagian selatan equator sedang dingin,” papar, Gede.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suhu Terendah Capai 16 Derajat

Pasir di Bromo nampak diselimuti salju saat pagi akibat suhu dingin. (Istimewa)
Pasir di Bromo nampak diselimuti salju saat pagi akibat suhu dingin. (Istimewa)

“Ditambah lagi, puncak musim kemarau Agustus itu tutupan awan sedikit, jadi pantulan sinar matahari dilepaskan ke atmosfer tidak ada penghalangnya, semakin dingin lagi bulan itu,” tambah, Gede.

Dari data BMKG Banyuwangi, sebaran suhu di Banyuwangi pada fenomena Bediding di kisaran 16 Derajat Celcius untuk suhu terendah dan 31 Derajat Celcius suhu tertingginya dan untuk suhu rata-rata dikisaran angka 21-25 Derajat Celcius.

“Namun, sebaran suhu Banyuwangi tergantung dari wilayah dan waktu. Semakin tinggi wilayahnya akan semakin dingin,” ucap, Gede.

“Diimbau masyarakat beraktifitas biasa, namun jangan lupa untuk menggunakan kostum yang sesuai,” imbuhnya.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya