Liputan6.com, Probolinggo - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Probolinggo terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, sejak Januari hingga Maret 2024 kasus DBD sudah mencapai 993.
Dari jumlah tersebut 12 orang penderita di antaranya berujung pada kematian akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Baca Juga
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Probolinggo Nina Kartika mengatakan, angka kasus DBD terus mengalami peningkatan dalam beberapa bulan ini.
Advertisement
Pada Februari, jumlah penderita DBD mencapai 600 orang. Angka tersebut terus melonjak menjadi 993 kasus pada Maret ini dengan 12 kasus kematian.
“Untuk daerah yang paling banyak terjangkit berada di wilayah timur Kabupaten Probolinggo, seperti Kecamatan Besuk, Paiton, dan Kecamatan Kraksaan,”ujarnya, Rabu (27/3/2024).
Kata dia, untuk menekan kasus DBD tersebut, Dinas Kesehatan menekankan kepada masyarakat pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai langkah kunci dalam menekan penyebaran penyakit DBD.
Setiap rumah diharapkan melakukan PSN secara menyeluruh, tidak hanya rumah pasien DBD saja akan tetapi juga rumah masyarakat lainnya.
“Ini karena DBD merupakan penyakit yang bersumber dari lingkungan, sehingga kebersihan lingkungan harus dijaga dengan baik agar kasus DBD bisa ditekan di Kabupaten Probolinggo,”tambahnya.
Kata dia, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihkan lingkungan dan melakukan PSN di rumah masing- masing sangat penting untuk mencegah penyebaran DBD lebih masif.
DBD Belum Masuk KLB
“Meski angka DBD tinggi di Probolinggo tapi belum ada kasus luar biasa yang terjadi,”tegasnya.
Ini menunjukan bahwa upaya pencegahan dan penanganan kasus DBD dilakukan dengan baik oleh pihak terkait.
Nira mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah penyeberan DBD dengan cara melakukan PSN secara rutin dan menyeluruh.
“Dengan cara ini mudah-mudahan kasus DBD dapat ditekan dan tidak menimbulkan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo,”paparnya.
Termasuk pentingnya upaya pencegahan yang dilakukan tidak hanya oleh individu, tetapi juga oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD.
Advertisement