Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa menyebut tahun ini adalah kali pertama Embarkasi Surabaya akan memberikan layanan pemberangkatan haji dengan sistem fast track.
Khofifah mengatakan layanan fast track adalah sebuah penghargaan yang diberikan Pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia.
Baca Juga
"Dengan layanan fast track, jemaah saat turun di Madinah atau Jeddah bisa langsung menuju pemondokan, sehingga memberi kemudahan dan kenyamanan kepada calon haji," katanya di Surabaya, Selasa (7/5/2024).
Advertisement
Hanya tiga bandara yang memberikan layanan ini yakni Bandara Juanda Surabaya, Adi Soemarmo Solo, dan Soekarno-Hatta Tangerang Banten.
Wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu mengimbau para calon haji Jatim untuk melakukan persiapan jelang keberangkatan.
"Total ada sebanyak 39.228 calon haji yang berangkat melalui Embarkasi Surabaya pada tahun 2024 ini. Dengan rincian calon haji dari Jatim 37.271 orang, dari Bali 732 orang, dari NTT sejumlah 695 orang, dan petugas kloter sejumlah 530 orang. Jamaah calon haji Embarkasi Surabaya tersebut akan berangkat ke Tanah Suci dalam 106 kelompok terbang (kloter)," ujarnya.
Jumlah calon haji Jatim tahun ini, kata Khofifah, mencatatkan sejarah baru karena Jatim mendapat alokasi 15 persen lebih banyak dari kuota nasional yaitu 37.270 orang.
Khofifah juga mengimbau calon haji untuk menyiapkan fisik dan kesehatan karena begitu tiba di Tanah Suci disambut dengan cuaca panas ekstrem yang bahkan diprediksi mencapai 49-50 derajat Celsius. Kondisi serupa akan dialami jemaah Indonesia saat menjalani ibadah di puncak haji di Arafah, Mina dan Muzdalifah.
Â
Kontrol Asupan Air
Untuk itu, lanjutnya, calon haji diimbau membawa obat-obatan pribadi serta mengkonsumsi makanan dan buah-buahan untuk menjaga stamina.
Saat sudah berada di Tanah Suci, kata dia, calon haji diimbau mengontrol asupan air minimal dua liter per hari untuk menghindari dehidrasi, serta mengatur ritme ibadah secara efektif.
Tidak melakukan aktivitas yang berat melebihi kemampuan saat kedatangan di Tanah Suci, baik di Madinah, di Makkah maupun puncak haji di Arafah, guna menyiapkan diri di puncak ibadah haji, wukuf di Arafah.
Begitu juga saat Tawaf dan melempar jumrah, disarankan untuk melakukannya pada waktu pagi atau sore hari saat suhu udara yang dirasakan lebih dingin daripada siang hari.
Advertisement