Definisi
Filariasis merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini dapat tertular melalui perantara berbagai jenis nyamuk. Saat terinfeksi, penderitanya akan mengalami pembengkakan pada tungkai bawah kaki. Hal tersebut membuat filariasis juga dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah.
Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kecacatan. Cacat yang terjadi bersifat menetap, dimana pada bagian kaki, lengan, payudara, dan alat kemamin akan terjadi pembesaran.
Filariasis bukanlah penyakit turunan (bersifat genetis). Anggapan sebagian orang bahwa penyakit ini merupakan penyakit kutukan juga tidak dapat dibenarkan.
Gejala
Pada awalnya filariasis tidak menimbulkan gejala. Namun seiring dengan perkembangan penyakit, ada beberapa gejala yang umum terjadi pada penderitanya, antara lain:
- Demam berulang-ulang
- Pembengkakan kelenjar getah bening (daerah lipatan paha dan ketiak)
- Pembengkakan tungkai, lengan, payudara, dan alat kelamin
- Alat kelamin terlihat kemerahan dan terasa panas
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Mual
- Sensitif terhadap cahaya
Penyebab
Filariasis disebabkan oleh parasit filarial. Parasit ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Di Indonesia setidaknya terdapat tiga jenis parasit filarial, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Saat Anda digigit nyamuk yang sudah teinfeksi parasit filarial, larva cacing akan berpindah ke saluran limfatik dan kelenjar getah bening. Selanjutnya larva akan berkembang menjadi cacing dewasa dan mampu hidup selama bertahun-tahun dalam tubuh Anda.
Diagnosis
Penentuan diagnosis terhadap penyakit filariasis atau penyakit kaki gajah dapat dilakukan melalui serangkaian wawancara dan pemeriksaan fisik. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan penunjang yang mencakup:
- Tes darah
- Tes urine
Kedua pemeriksaan penunjang di atas diperlukan untuk memastikan keberadaan cacing filarial dalam tubuh penderitanya. Biasanya, pemeriksaan darah dilakukan di malam hari, dimana parasit cacing filarial dalam keadaan aktif.
Pengobatan
Tujuan utama pengobatan filariasis adalah untuk membunuh parasit yang berkembang dalam tubuh penderitanya. Untuk itu, dokter akan memberikan obat-obatan antifilaria, seperti diethylcarbamazine (DEC). Obat-obatan antifilaria dapat menimbulkan efek samping berupa mual, pusing, dan demam.
Membersihkan bagian yang bengkak dan luka juga perlu dilakukan secara rutin. Dan untuk kasus filariasis yang cukup parah, selain pemberian obat-obatan antifilaria, biasanya dibutuhkan tindakan lebih lanjut seperti operasi.

Berita Terbaru
Indonesia Termasuk ke Negara Paling Korup di Dunia, Ini Buktinya!
Jalani Puasa Usai Mualaf, Ini 6 Potret Celine Evangelista Antusias Belajar Islam
Siap-Siap, Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain Resmi Dijual!
2.000 Paket Makanan hingga Selimut Disalurkan ke Korban Banjir di Kota Tangerang
20 Tips Mencegah Radang Tenggorokan Selama Puasa Ramadhan, Bikin Ibadah Lancar
Kota Bekasi Dikepung Banjir, 8 Kecamatan Terdampak
Viral Mobil Terobos dan Terseret Banjir di Bekasi, Ingat Jangan Sepelekan Genangan Air
Sajian khas Timur Tengah dan Koleksi Hampers Sambut Bulan Ramadan di Pullman Jakarta Central Park
Empat Bulan Pemerintahan, PRIMA Nilai Kebijakan Prabowo-Gibran Berwatak Nasionalis Progresif Kerakyatan
Apa Itu Korupsi? Memahami Ciri-Ciri Tindak Pidana yang Rugikan Negara
Kongres AS Bentuk Kelompok Kripto untuk Dukung Regulasi Aset Digital
Resep Kue Bawang Biasa yang Renyah dan Gurih, Camilan Wajib Saat Lebaran