Soetrisno Bachir lahir pada 10 April 1957 dan dibesarkan dari keluarga pedagang di Pekalongan, Jawa Tengah
Informasi Pribadi
LahirPekalongan, Jawa Tengah
Tanggal10 April 1957
KebangsaanRepublik Indonesia
AnakMeisa Prasati Layaliya Nadia Putri Maisara Putri Muhammad Izzan
PartaiPartai Amanat Nasional (PAN)
ProfesiPengusaha Politisi
Ketua Komite Ekonomi dan Indostri Nasional (KEIN)
Dilantik20 Januari 2016
WakilArif Budimanta
Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN
Masa Jabatan2015 - 2016
MenggantikanAmien Rais
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)
Masa Jabatan2005 - 2010
MenggantikanAmien Rais
DigantikanHatta Rajasa
Presiden Direktur Ika Muda Group
Sejak1981
Bidang Perusahaaninvestasi perdagangan konstruksi properti ekspor impor dll.

Soetrisno Bachir lahir dan dibesarkan dari keluarga pedagang di Pekalongan, Jawa Tengah. Pria yang lahir pada 10 April 1957 ini menjadi seorang pengusaha, sebelum terjun di dunia politik. Ia pernah menjadi pengusaha batik dari tahun 1976 hingga 1980. Bersama kakaknya, Kamaluddin Bachir, Sutrisno menjalankan usaha di bidang properti melalui grup Ika Muda Group. Melalui grup tersebut, Sutrisno merintis usaha surat kabar yang kemudian menjadi harian Republika. Kemudian ia mengembangkan bisnis sendiri dalam bidang investasi melalui Sabara Group.

Sutrisno Bachir memulai pendidikan di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Pekalongan. Kemudian melanjutkan ke Fakultas ekonomi Universitas Trisakti, meskipun tidak sampai selesai. Ia meneruskan di Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (Unikal). Sutrisno aktif di Pelajar Islam Indonesia. Bahkan di Muhammadiyah, dia menjadi anggota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah.

Pada 20 Januari 2016, Presiden Joko Widodo melantik Sutrisno menjadi Ketua Komite Ekonomi dan Industri. Sutrisno dibantu oleh anggota yang memiliki latar belakang ekonom dan pengusaha. Jokowi menyebut Sutrisno adalah seorang pengusaha senior yang telah memiliki banyak pengalaman.  

Pimpin KEIN, Mundur dari Ketua MPP PAN

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Sutrisno Bachir sebagai Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) di Istana Negara, Jakarta. Sutrisno yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN itu menolak bila posisinya saat ini dikaitkan dengan jabatannya sebagai petinggi di PAN.

"Nggak, nggak. Saya sekali lagi katakan, saya tidak mewakili PAN, saya sebagai entrepreneur profesional. Kalau urusan PAN, urusannya dengan Ketua umum," ujar Sutrisno usai ketemu Jokowi di Istana Merdeka.

Sutrisno mengatakan, dirinya akan fokus mengemban jabatannya saat ini. KEIN memiliki misi mengembalikan pertumbuhan industri seperti pada masa Orde Baru. Saat itu pertumbuhan industri lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.Untuk itu, sedikit berbeda dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) di era Presiden SBY, KEIN di era Jokowi-JK lebih fokus kerja pada sektor riil. "Kalau KEN dulu lebih ke makro, kalau kali ini lebih ke industri," kata Sutrisno.

KEIN: Jepang dan Jerman Jadi Kiblat Industri RI

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sedang membuat peta jalan (roadmap) industri nasional. Diharapkan peta jalan ini bisa selesai pada Agustus 2016 dan bisa dijadikan pedoman pengembangan sektor industri. 

Ketua KEIN Sutrisno Bachir menjelaskan, KEIN mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat peta jalan industri nasional. Peta jalan ini nantinya akan menjadi pedoman untuk mewujudkan misi presiden untuk mengubah pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dari konsumsi menjadi produksi.

Untuk membuat peta jalan tersebut, KEIN berkiblat kepada negara maju yang pertumbuhan ekonominya terakselerasi oleh sektor industri. Negara tersebut adalah Jepang dan Jerman. Sutrisno bercerita, Jepang merupakan negara yang hebat dalam membangun sektor industri. Setelah terpuruk dalam Perang Dunia II di tahun 1940-an, Jepang mampu bangkit dan dalam waktu singkat dan kemudian membangun industri sehingga menjadi negara maju seperti saat ini.

Pelajaran yang bisa didapat dari Jepang adalah mental masyarakat yang memang sudah terdidik untuk menjadi negara industri. Sejak kecil, masyarakat Jepang memang sudah ditekankan untuk berproduksi dan bukan mengkonsumsi.

"Terbukti mereka sangat senang menabung dan pengeluaran untuk belanjanya kecil," kata dia. Setelah mengunjungi Jepang, KEIN juga berencana untuk mengunjungi Jerman. Fenomena yang terjadi di Jerman hampir sama dengan Jepang. Jerman mampu bangkit menjadi negara maju setelah kalah perang.

Soetrisno Bachir Hindari Jeroan dan Santan

Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir tak punya makanan favorit, untuk berbuka puasa atau sahur. Soetrisno mengaku bisa menyantap makanan apapun asalkan sehat, mengingat usianya sekarang sudah tidak muda lagi.

"Saya karena usia semakin tua, mencari yang tidak berlemak-lemak. Enggak santen ya makanan sehat lah," ujar mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini kepada Liputan6.com, saat berbuka puasa bareng di kediamnya.

Soetrisno mengatakan, dia punya tradisi spesial setiap Ramadan datang. Kebiasaan itu adalah makan sahur dan buka bersama keluarga."Kalau bulan puasa pasti sama-sama sahur dan buka itu tradisi Ramadannya," ucap dia. Meski terkesan sederhana, Soetrisno mengakui, jika bukan Ramadan sulit makan bersama-sama keluarga. Sebab, saat makan siang atau malam, dirinya lebih sering makan di tempat kerjannya.

Di samping soal Ramadan, Soetrisno menyebut, Idul Fitri tahun ini dia bersama keluarga akan mudik ke kampungnya di Pekalongan. Tradisi tersebut, hampir tiap tahun dilakukan.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait
Loading