Hasnul: Sharing Jaringan Tak Semudah yang Dibayangkan

Presiden Direktur XL Axiata, Hasnul Suhaimi membeberkan masalah yang dihadapi operator telekomunikasi di lapangan saat sharing jaringan.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 18 Mar 2014, 18:42 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2014, 18:42 WIB
Hasnul Suhaimi
Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL Axiata

Liputan6.com, Jakarta Di tengah ketatnya persaingan dan maraknya layanan over the top (OTT), operator harus tetap menjaga kualitas layanannya. Menambah belanja infrastruktur jaringan dianggap akan memberatkan operator. Solusi yang bisa dipertimbangkan adalah dengan berbagi jaringan.

Namun berbagi jaringan (infrastructure sharing) tidak semudah yang dibayangkan. Presiden Direktur XL Axiata, Hasnul Suhaimi membeberkan sejumlah masalah yang dihadapi operator telekomunikasi di lapangan terkait sharing jaringan ini.

Yang pertama, operator mempunyai input yang berbeda-beda dalam membuat infrastructure sharing, misalnya dari sisi spektrum atau jumlah BTS. Yang kedua, masing-masing operator memiliki objektif bisnis dan kekuatan yang berbeda-beda pula.

"Jadi begitu networknya dipakai kadang-kadang ada yang merasa pelanggannya diambil. Jadi ide sharing dan marketingnya masih belum nyambung", jelas Hasnul di acara diskusi bertajuk 'Berbagi Infrastruktur Kurangi Defisit Neraca Perdagangan' di Balai Kartini, Selasa (18/3/2014).

Selain itu, masalah ketiga yang dihadapi dalam infrastructure sharing adalah operator menggunakan network  mereka sebagai kunci penting dalam persaingan. "Harusnya kompetisinya adalah memberikan pelayanan yang baik buat masyarakat", tutur Hasnul lagi.

Masalah yang keempat menurut Hasnul, tidak semua operator mau untuk mencoba cara baru dalam menjalankan bisnis. "Operator takut resikonya lebih besar daripada benefitnya", jelas pria asal Padang itu.

Yang kelima, bisnis model sharing jaringannya cukup kompleks dan prosesnya panjang untuk bisa membuat aturan yang adil bagi semua pihak. Dan yang terakhir, Hasnul menilai dari sisi regulasi masih kurang mendukung infrastructure sharing.

Untuk diketahui saja, belanja infrastruktur berupa perangkat audio dan stasiun pemancar operator diperkirakan menghabiskan dana USD 10 miliar atau sekitar Rp 120 triliun selama tahun 2013.

Angka impor perangkat jaringan telekomunikasi diperkirakan akan semakin tinggi seiring kehadiran teknologi 4G karena operator sudah pasti akan terus memperkuat jaringannya.


Baca juga:
Ini Strategi Kominfo Dukung Operator Berbagi Jaringan
Operator Siap Berbagi Infrastruktur Jaringan, Asal...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya