Nasib Bisnis Printing di Era Digital Kini

Sebenarnya bagaimana prospek bisnis printing saat ini, apakah masih menguntungkan?

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 30 Sep 2015, 17:11 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2015, 17:11 WIB
Nasib Bisnis Printing di Tengah Tren Cetak yang Menurun
Arifin Pranoto, Direktur Astragraphia (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Inovasi teknologi printing terus berkembang, mulai dari teknologi analog hingga digital. Hal ini menjadikan teknologi printing menjadi salah satu teknologi yang tidak bisa dipisahkan dari sektor penunjang untuk ICT. 

Meski tren cetak di beberapa sektor menurun, terutama media cetak, tapi untuk industri kreatif teknologi printing justru masih berkembang. Misalnya untuk labeling dan packaging produk yang semakin kreatif.

Sebenarnya bagaimana prospek bisnis printing saat ini, apakah masih menguntungkan? Kami berkesempatan mewawancarai Direktur Astragraphia, Arifin Pranoto, saat berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com. 

Menurut pengamatan Arifin, dunia cetak mencetak saat ini masih tumbuh. Pasalnya akhir-akhir ini banyak orang yang membutuhkan komunikasi dan juga promosi. Arifin menilai dunia digital justru menopang pertumbuhan yang terjadi di dunia cetak mencetak.

Dunia digital sendiri sifatnya adalah instan, kreatif dan inovatif. Arifin mengatakan hal inilah yang mendukung adanya atau dimungkinkannya dunia cetak mencetak tidak lagi mempunyai keharusan untuk mempunyai limit tertentu.

"Kalau dulu ada batasan mencetak harus dalam jumlah tertentu, tapi di era digital ini yang diterapkan di teknologi Fuji Xerox yang dipasarkan oleh Astragraphia, kita justru mendukung ke arah aplikasi percetakan yang berapapun jumlahnya," jelas Arifin.

Dengan kata lain, jika dulu ada batas minimum untuk mencetak, misalnya 3.000 eksemplar, sekarang kita bisa mencetak meski jumlahnya hanya 1 lembar saja.

"Bahkan sekarang bisa di-customize, dipersonalisasi ke masing-masing orang, sehingga industri kreatif sangat didukung dengan adanya teknologi digital yang diterapkan dalam dunia cetak mencetak," tambah Arifin.

Menanggapi segmen 3D Printing yang saat ini sedang naik daun, Arifin menyatakan bahwa saat ini pihaknya belum fokus untuk terjun ke 3D Printing. Solusi Fuji Xerox yang dipasarkan oleh Astragraphia di Indoneisa saat ini lebih fokus ke industri percetakan digital di ranah office (perkantoran).

Selengkapnya, simak wawancara kami dengan Arifin lewat video di bawah ini. Video-video lainnya dari kanal Tekno Liputan6.com bisa dilihat di sini.

(dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya