Liputan6.com, Jakarta - Rabu kemarin, 9 Desember 2015 waktu setempat, Mozilla mengumumkan bahwa pihaknya mengakhiri eksperimen smartphone yang digarapnya dan akan berhenti mengembangkan dan menjual smartphone Firefox OS.
Kendati demikian, menurut informasi yang kami himpun dari Tech Crunch, Kamis (10/12/2015), Mozilla masih akan terus bereksperimen mengenai bagaimana pihaknya bekerja pada perangkat terhubung (connected device) lainnya dan Internet of Things (IoT).
Pengumuman ini dibuat di acara pengembang Mozilla di Orlando, yang bertajuk "Mozlando". Saat itu beberapa orang berkicau di Twitter tentang pokok-pokok dari kabar mengejutkan ini. Dan sekarang Mozilla telah memberi pernyataan penuh melalui Ari Jaaksi, SVP Connected Devices Mozilla.
"Kami bangga atas manfaat Firefox OS yang ditambahkan ke platform web dan akan terus bereksperimen dengan pengalaman pengguna di seluruh perangkat yang terhubung (connected devices). Kami akan membangun segala sesuatu yang kami lakukan sebagai proyek open source asli, yang terlebih dahulu difokuskan pada pengalaman pengguna dan membangun alat yang memungkinkan ekosistem untuk bertumbuh.
Firefox OS menyajikan fleksibilitas web, mulai dari smartphone kelas low-end hingga ke televisi berdefinisi tinggi. Namun, mungkin kami tidak mampu menawarkan pengalaman pengguna yang terbaik, sehingga kami akan berhenti menawarkan smartphone Firefox OS melalui kanal dari operator.
Kami akan segera berbagi lebih banyak lagi mengenai pekerjaan dan eksperimen baru kami di perangkat yang terhubung," tulis Jaaksi.
Firefox OS pertama kali diperkenalkan pada 2013, yang menargetkan negara berkembang dan pengadopsi akhir dengan handset murah. Untuk membedakannya dari Android dan iOS, Mozilla dan mitra operator berfokus pada platform web-first, namun tanpa ada aplikasi web asli.
Baca Juga
Tapi sayang, penjualannya masih rendah dan perangkat tersebut gagal menarik banyak minat konsumen, dan sejumlah OEM (Original Equipment Manufacturer, Produsen Peralatan Asli) memojokkan pasar dengan banjirnya handset murah. Dalam bisnis yang tergantung pada skala ekonomi, ini adalah sebuah kegagalan.
(Why/isk)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement