Ini Misi Penting Huawei dan Kominfo untuk Teknopreneur Muda

Selain teori, mereka juga diajarkan aturan bidang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) agar memahami pentingnya melindungi produk.

oleh Jeko I. R. diperbarui 19 Jan 2016, 14:20 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 14:20 WIB
Kominfo-Huawei
Menkominfo, Rudiantara bersama CEO Huawei Indonesia, Sheng Kai, saat peresmian Pusat Inovasi Kominfo-Huawei di kantor pusat Huawei Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/1/2016). (Jeko Iqbal/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, Selasa (19/1/2016), PT Huawei Tech Investment (Huawei Indonesia) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meresmikan pembukaan Pusat Inovasi Kominfo-Huawei di kantor pusat Huawei, Jakarta Pusat.

Dengan hadirnya Pusat Inovasi tersebut, pihak Huawei dan Kemenkominfo berharap akan lahir lebih banyak lagi teknopreneur muda untuk memajukan teknologi di Tanah Air, khususnya di bidang konten dan aplikasi pada masa mendatang.

Pusat Inovasi Kominfo-Huawei mempunyai misi khusus yang bertujuan memberdayakan bakat lokal menjadi teknopreneur andal di bidangnya. Di antaranya adalah menggandeng para ahli untuk mendorong calon teknopreneur dengan memberikan motivasi dari orang-orang yang berhasil.

Selain teori, mereka juga diajarkan aturan mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) agar memahami pentingnya melindungi sebuah merek dan produk yang telah diciptakan. Bahkan, Pusat Inovasi juga menghadirkan kelas khusus yang mengajarkan materi regulasi dan etika bisnis.

CEO Huawei Indonesia, Sheng Kai, menjelaskan Pusat Inovasi Huawei-Kominfo memiliki empat materi edukasi untuk membentuk calon teknopreneur dengan modul yang telah disesuaikan SKKNI. Empat modul tersebut adalah e-Commerce, mobile application, networking dan virtual reality. Setiap pelatihan memiliki durasi dua pekan, kecuali virtual reality yang berlangsung tiga pekan.

Melalui pelatihan khusus ini, para peserta diharapkan bisa mempelajari berbagai hal. Beberapa di antaranya adalah pembuatan program (programming), HAKI terkait produk yang akan dipasarkan, serta dukungan inkubasi untuk mengembangkan platform.

"HAKI yang dihasilkan dari Pusat Inovasi ini bukanlah milik Kemenkominfo atau Huawei, tapi milik pribadi atau kelompok. Kami juga akan mengadakan kompetisi yang para pemenangnya akan kami bantu untuk mendaftarkan HAKI atas karya mereka," tutur Sheng Kai.

Menkominfo Rudiantara, CEO Huawei Indonesia Sheng Kai bersama peserta pelatihan teknopreneur di Pusat Inovasi Huawei-Kominfo. (Jeko Iqbal/Liputan6.com)

Pusat Inovasi ini juga menghadirkan dua fasilitas, yaitu pelatihan TIK termasuk masa inkubasi dan fasilitas ruang kelas, serta perangkat Virtual Desktop Infrastructure.

Huawei sendiri telah bekerja sama dengan Kemenkominfo sejak 2013 melalui program Student Training. Dalam program ini sebanyak 450 mahasiswa berkesempatan mengikuti pelatihan dan ujian sertifikasi standar internasional dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Pusat Inovasi Huawei-Kominfo telah disetujui dalam penandatanganan Nota Kesepahaman yang ditandatangani Badan Litbang SDM Kemenkominfo dan Huawei Indonesia pada 19 Mei 2015.

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya