Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang memasuki transisi era digital mobile payment sepenuhnya. Ini artinya, para nasabah bank akan mengadopsi sistem transaksi perbankan secara online, baik itu dari sisi web atau aplikasi m-banking.
Dalam sesi "Understanding the Mobile Ecosystem" yang diadakan dalam rangkaian konferensi Social Media Week 2016, mobile payment diklaim menjadi sebuah tren yang dikhususkan untuk generasi millenial. Akan tetapi, bukan berarti kalangan dewasa tidak bisa menggunakan layanan tersebut.
Ina Suwandi, Division Head of Funding and Services Development BCA, mengatakan bahwa tren ini akan kian diadopsi di masa mendatang. Bahkan, mekanisme pembayaran online ini tak hanya akan berlaku di industri perbankan, melainkan ke sektor lainnya termasuk e-Commerce.
Baca Juga
"Salah satu solusi yang ditawarkan adalah micro payment, yang bisa digunakan untuk belanja online. Pelan tapi pasti, ini akan diadopsi semua orang. Berkat mobile is our future, orang perlahan-lahan akan melupakan transaksi fisik dan beralih ke digital," kata Ina.
Di saat yang bersamaan, diungkap jumlah pengguna yang belanja online menggunakan ponsel mencapai 12,8 juta. Terhitung pada Januari 2016, jumlah pengguna aktif mencapai 88,1 juta, online purchase by mobile 12,8 juta, meningkat hampir 172,8%.
Pada Januari 2017 jumlah orang yang belanja online dengan menggunakan smartphone diprediksi akan mengalahkan jumlah pembeli yang menggunakan PC. Nantinya, semua pembeli akan menggunakan smartphone sebagai alat untuk membeli produk.
Menariknya lagi, pemesanan pembelian online lewat mobile diperkirakan akan mencapai 34,97 juta, sementara pemesanan pembelian online lewat PC atau tablet hanya 30,25 juta.
Prediksi ini tentu berbeda dari data yang ada di 2016. Pada Januari 2016, jumlah tertinggi pemesanan pembelian online masih lewat PC atau tablet sebanyak 21,14 juta, sementara mobile hanya 12,82 juta.
(Jek/Isk)