Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo menyatakan akan mengikuti tender proyek Palapa Ring paket timur.
Palapa Ring sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membangun infrastruktur jaringan serat optik yang menghubungkan seluruh kabupaten atau kota di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memeratakan akses broadband di Tanah Air.
Ada tiga paket Palapa Ring yang direncanakan pemerintah, yakni paket barat yang meliputi wilayah Riau dan Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan total panjang kabel serat optik 2.000km; paket tengah yang mencakup wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud dengan total panjang kabel 2.700km; serta paket timur yang termasuk wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300km.
Baca Juga
CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengungkapkan kesiapannya ketika ditemui wartawan di Gedung Indosat, Jumat (11/3/2016). "Kami akan ikut lagi tender Palapa Ring paket timur dengan konsorsium XL Axiata dan Alita," ujarnya ketika ditemui usai penandatanganan kemitraan dengan IBM dan Lintasarta.
Sayangnya, pria yang akrab disapa Alex ini tidak menyebutkan investasi yang dikeluarkan untuk proyek jaringan internet cepat itu. "Bukan soal dana, tapi economic reliability. Itu hitungan-hitungannya harus benar," kata Alex.
Selain itu, pria yang juga merupakan President Director Indosat Ooredoo tersebut mengatakan, meski perusahaannya ikut tender, baginya tidak masalah bila Indosat Ooredoo tidak jadi perusahaan mayoritas. Menurutnya, Palapa Ring ditujukan untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia. "Ini basic infrastruktur, kalau persaingan hanya di seluler saja," ujar Alex.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemenang tender paket timur setidaknya akan diputuskan pada akhir kuartal ketiga dan paling lambat pada bulan pertama kuartal keempat tahun ini.
Menteri yang kerap disapa Chief RA itu juga mengungkapkan, di tender paket timur ini ada tujuh perusahaan yang ikut prakualifikasi. Nantinya, pemenang tender harus menyelesaikan pekerjaannya pada akhir 2018, sehingga proyek tersebut diharapkan mulai beroperasi pada Januari 2019.
(Tin/Why)