Liputan6.com, California - Yahoo tengah memastikan kepada penggunanya bahwa produk dan layanan yang dihadirkan tak menjadi tempat berlindung bagi teroris dan kelompoknya.
Dikutip Tekno Liputan6.com dari Venture Beat, Minggu (26/6/2016) Yahoo telah memperbarui pedoman komunitasnya. Isi pedoman tersebut antara lain Yahoo akan menghapus konten dan kemungkinan akan menonaktifkan akun yang mendukung organisasi, pemimpin, dan aktivitas kekerasan terkait terorisme.
Baca Juga
Perubahan pedoman ini sekaligus menyejajarkan Yahoo dengan perusahaan teknologi lainnya yang berupaya menggagalkan kelompok teroris seperti ISIS untuk menyebarkan pesan mereka.
Hal ini dilakukan setelah aksi penembakan massal di sebuah klub malam gay di Orlando yang diklaim ISIS serta kasus San Bernardino, California.
Sebelumnya, Twitter telah menjalankan langkah serupa dengan memblokir lebih dari 125.000 akun Twitter yang memiliki kaitan dengan terorisme. Adapun aplikasi pesan instan Telegram pun memblokir 78 kanal yang diduga berkaitan dengan aktivitas terorisme ISIS.
Manajer Bidang Kepercayaan dan Keamanan Yahoo Kathleen Lefstad menuturkan kategori baru ini merupakan tambahan dari jenis konten yang ditandai oleh Yahoo. Termasuk di antaranya adalah ujaran bernada kebencian, tindak kekerasan atau intimidasi, serta membagikan konten dewasa atau seksual milik seseorang tanpa persetujuan pemilik.
"Kami bangga memiliki komunitas yang terus berkembang. Ada lebih dari 1 miliar orang dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai macam keyakinan, pendapat, dan latar belakang (di komunitas Yahoo, red.). Kami memiliki komitmen untuk mengasuh lingkungan yang menghargai sesama," kata Lefstad.
(Tin/Why)