Liputan6.com, Jakarta - SoftBank akhirnya mengonfirmasi kebenaran akuisisi perusahaan pembuat chip, ARM Holdings, dengan nilai sekitar US$ 32 miliar atau setara Rp 416 triliun (US$ 1/Rp 13.000).
Perusahaan asal Jepang itu akan membayar 17 pounds atau sekitar Rp 294 ribu per lembar saham ARM. Nilai itu lebih tinggi 41 persen ketimbang saat penutupan harga saham tertinggi yang pernah ada.
Kesepakatan ini disebut akan menjadi akuisisi terbesar yang pernah dilakukan pada perusahaan teknologi di Eropa.
Baca Juga
Dikutip dari laman Business Insider, Selasa (19/7/2016), setelah akuisisi ini, SoftBank mengatakan akan tetap mempertahankan susunan organisasi ARM, termasuk tim manajemen senior.
"Ini adalah salah satu akuisisi terpenting yang pernah kami buat, dan saya berharap ARM dapat menjadi pilar utama dari strategi pertumbuhan SoftBank ke depannya," ujar Chairman and CEO of SoftBank, Masayoshi Son dalam pernyataannya.
Ia juga memastikan tetap akan 'melestarikan' model berbasis kemitraan bisnis dan budaya yang ada di perusahaan asal Inggris tersebut.
Salah satu yang juga dipastikan tak berubah adalah 'markas' ARM yang berlokasi di Cambridge. Selain itu, diharapkan jumlah pekerja saat ini dapat bertambah setidaknya dua kali lipat sampai lima tahun ke depan.
Di sisi lain, beberapa pihak menilai akuisisi ini secara tak langsung menjadi menjadi tanda Inggris tetap menjadi pilihan bagus untuk melakukan bisnis, meski telah memutuskan keluar dari Uni Eropa.
Sebagai informasi, ARM merupakan perusahaan produsen microchip yang didirikan sejak tahun 1990. Perusahaan itu memasok chip untuk beragam perusahaan, termasuk Apple dengan iPhone-nya.
Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang lebih canggih juga memungkinkan chip dipasang pada beberapa perangkat lain, khususnya yang didesain menjadi perangkat pintar seperti televasi dan kulkas.
(Dam/Cas)