Liputan6.com, Jakarta - Nokia kembali mengungkap temuan terbarunya soal pentingnya implementasi koneksi Long Term Evolution (LTE) untuk fasilitas keamanan publik (Public Safety).
Bertempat di Hotel Borobodur, Jakarta, Rabu (27/7/2016), perusahaan teknologi yang kini bergerak di bidang Internet of Things (IoT) tersebut menjelaskan implementasi koneksi LTE sebetulnya berguna untuk menopang komunikasi antarperangkat pintar yang mendukung konsep Smart City.
Leo Darmawan, Head of MBB Nokia Indonesia, memaparkan pemanfaatan LTE sudah dilakukan di beberapa negara. Bahkan, LTE juga telah sukses dipublikasikan sebagai Public Safety Network.
"Pemanfaatkan LTE untuk public safety salah satunya bisa diaplikasikan dalam salah satu fasilitas publik yang bersifat krusial, seperti pemadam kebakaran. Dari industri kita melihat ada tren yang meningkat dalam penggunaan LTE untuk keamanan publik ini," kata Leo di sesi presentasi Nokia ketika ditemui Tekno Liputan6.com.
Leo melanjutkan, persentase penggunaan koneksi LTE di antara yang menggunakan private network dan commercial network saat ini masih berbanding 50:50. "Beberapa negara seperti Inggris, Korea, dan Amerika Serikat sudah menerapkan ini. Negara lain tinggal menunggu waktu," tutur Leo menambahkan.
Baca Juga
Di saat yang sama, Steve Park selaku Head of Marketing Nokia, juga membeberkan pentingnya implementasi koneksi LTE untuk public safety. Menurut Steven, masyarakat sudah menghadapi banyak ancaman bencana seperti badai, tsunami, gempa bumi hingga serangan teroris.
Oleh karena itu, public safety yang terkoneksi ke LTE berperan penting menghubungkan notifikasi bencana kepada masyarakat dengan koneksi supercepat.
"Kami di Korea percaya bahwa ini merupakan permasalahan yang harus dipecahkan. Selama ini kita bergantung pada sistem analog. Mungkin sekarang kita mengaplikasikan LTE untuk public safety," kata Park.
Advertisement
Nokia mengungkap saat ini Korea sudah berinvestasi sekitar 1,3 miliar Euro untuk public safety yang menggunakan koneksi LTE. Pertama, implementasi ini akan dilakukan di wilayah Gangwon yang akan menjadi tuan rumah olimpiade Musim dingin.
Lantas, kapan Indonesia mulai mengalami implementasi ini? Leo menjelaskan, sebetulnya secara infrastruktur Indonesia sudah siap. "Yang paling krusial saat ini cuma masalah regulasi. Kami juga akan pertimbangkan frekuensi mana yang akan dipakai. Kalau di Korea memakai 700MHz," pungkas Leo.
(Jek/Why)