KCR-60, Kapal Penjaga Wilayah Indonesia Buatan Dalam Negeri

Kapal buatan PT PAL Indonesia ini hadir dengan beragam keunggulan untuk mendukung pertahanan wilayah Indonesia

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Sep 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2016, 19:00 WIB
KCR-60
KCR-60 dalam tahap finalisasi sebelum melaut (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sebagai daerah maritim membutuhkan alat transportasi penghubung antarpulau. Terlebih, sebagian besar wilayahnya perlu dijaga, sebab menyangkut masalah batas wilayah, keamanan, dan keutuhan wilayah.

Untuk itu, PT PAL Indonesia sebagai salah satu industri strategis yang dikenal sebagai penghasil kapal-kapal andalan dalam negeri, harus mampu menjawab tantangan keamanan wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari lautan.

Setelah berhasil dengan Fast Patrol Boat 57 atau dikenal sebagai FPB-57, PT PAL kembali ditunjuk pemerintah untuk memproduksi kapal perang bagi TNI AL.

Menjawab kebutuhan ini, PT PAL Indonesia meningkatkan inovasi di dunia kapal militer dengan menciptakan Kapal Cepat Rudal 60 (KCR 60), yang merupakan penerus kapal FPB-57. Sebagai informasi, FPB-57 adalah kapal yang dibangun di Jerman dan telah digunakan kurang lebih 15 tahun oleh TNI.

Angka 60 merujuk pada panjang utuh kapal yakni 60 meter. Dengan lebar 8,1 meter, tinggi geladak 4,85 meter, sarat air 2,6 meter, dan berat total 460 ton, kapal ini mampu menampung kru sebanyak 55 orang.

Kapal Cepat Rudal 60 KRI Tombak-629 betugas mengamankan perairan wilayah Indonesia Timur (istimewa)
Sebagai armada pengembangan dari FPB-57, KCR-60 memiliki banyak keunggulan dari pendahulunya. Salah satunya adalah segi interior yang sudah sangat modern dan minimalis, walaupun untuk fungsi tempur.

"Dari awal pembuatan, kami berkomunikasi dengan TNI AL. Kapal apa yang mereka butuhkan. Maka lahirlah KCR-60 ini," ujar Dr. Ir. M. Zaed Yuliadi M.Sc., Kepala Divisi Teknologi PT PAL Indonesia seperti dikutip Sumber Inspirasi Indonesia: 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa, terbitan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Sabtu (10/9/2016).

Kandungan lokal KCR-60

Kandungan lokal yang dimiliki armada ini juga cukup besar. Mesin kemudinya dibuat oleh Pindad. Begitu pula dengan pelat-pelat yang digunakan, mebel untuk interior, serta pendingin ruangan. Semuanya sudah memakai produk dalam negeri.

Mesin kapal ini diklaim sangat efisien bahan bakar, namun tetap mampu menghasilkan tenaga sesuai yang diharapkan. Kecepatan maksimalnya mencapai 28 knots.

Kadiv Teknologi PT PAL Indonesia Dr. Ir. M. Zaed Yukadi M.Sc. (ke-6 dari kanan) bersama tim dari Divisi Kapal Perang (istimewa)
KCR-60 juga sudah didesain untuk hentakan senjata. Jadi, ketika menembakkan senjata dari atas kapal, posisinya tetap stabil. Bentuk lambung kapal yang bagus dan stabil, model, serta siluetnya, membuat TNI AL merasa cocok dengan KCR-60 ini.

Meski semua proses produksi dikerjakan di Indonesia, PT PAL tetap mendapat pengawalan dan pengawasan ketat dalam proses produksi oleh Satgas KCR-60 dari TNI AL dan Biro Klasifikasi Indonesia. Karena itu, kualitas dan keamanan KCR-60 bisa terjamin.

Saat ini ada tiga unit KCR-60 yang beroperasi untuk mengamankan laut nusantara, yaitu KRI Halasan-630 untuk armada wilayah barat, serta KRI Sampari-628 dan KRI Tombak-629 untuk armada wilayah timur. Kapal ini diharapkan dapat memperkuat armada kapal Indonesia.

(Dam/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya