Aplikasi Ini Mampu Ungkap Identitas Seseorang

Sebuah perusahaan asal Inggris, membuat teknologi yang bisa mengidentifiikasi seseorang hanya dengan memindai wajah mereka melalui aplikasi.

oleh Andina Librianty diperbarui 09 Des 2016, 08:30 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 08:30 WIB
Aplikasi Blippar
Tampilan aplikasi Blippar (Foto: Telegraph)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan asal Inggris membuat teknologi yang mampu mengidentifikasi seseorang hanya dengan memindai wajah mereka. Teknologi itu berada dalam aplikasi bernama Blippar.

Melalui teknologi tersebut, pengguna bisa langsung mengarahkan kamera ke wajah seseorang, untuk mengetahui identitasnya. Kemudian akan muncul informasi yang berasal dari pangkalan data (database) aplikasi itu.

Fitur yang baru diluncurkan pada Selasa (6/12/2016) itu memiliki 70 ribu data publik figur seperti politisi, musisi, dan atlet. Aplikasi ini mampu mengidentifikasi seseorang di kehidupan nyata.

Jadi misalnya, jika pengguna tidak mengenal seorang selebritas ketika berada di suatu tempat, cukup arahkan ponsel ke selebritas tersebut. Kemudian informasi mengenai mereka akan muncul. Sebagai catatan, pemindaian dilakukan dengan membuka aplikasi Blippar terlebih dahulu yang ada di ponsel.

Pemindaian juga bisa dilakukan dari foto atau surat kabar. Ketika aplikasi berhasil mengenali objek, akan muncul berbagai informasi seperti nama dan rincian lainnya. Akurasi aplikasi tersebut diklaim di atas 99 persen.

"Ini adalah cara baru, unik, dan menyenangkan untuk menunjukkan siapa diri kalian dan memelajari lebih banyak tentang orang lain," ujar Chief Executive Officer (CEO) Blippar, Ambarish Mitra, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (9/12/2016).

Meski demikian, fitur tersebut mendapat kritik terkait keamanan privasi. Hal ini serupa dengan Google Glass yang diketahui memblokir aplikasi pengenalan wajah karena dinilai mengancam privasi.

"Menghadirkan teknologi pengenalan wajah real-time kepada semua orang bukan hanya menyeramkan, tetapi juga langkah mengurangi anonimitas di ruang publik," kata Publicy Officer di Privacy International, Frederika Kaltheuner.

(Din/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya