Liputan6.com, Espoo - Pengembang Angry Birds--gim mobile yang sempat fenomenal--dikabarkan kembali memangkas jumlah karyawannya. Kali ini, perusahaan bermarkas di Espoo, Finlandia itu merumahkan 10 persen karyawannya atau sekitar 35 orang.
Dilansir dari The Wall Street Journal via Business Insider, Jumat (17/2/2017), Kaisu Karvala, juru bicara Rovio mengatakan karyawan yang 'dirumahkan' berasal dari divisi animasi, manajerial, dan support function.
"Karyawan yang bekerja di divisi gim mobile tidak dipangkas," kata Karvala.
Advertisement
Tidak jelas apa alasan Rovio kembali merumahkan karyawannya. Yang pasti, Rovio kini hanya memiliki 400 karyawan. Sebelumnya pada 2015 lalu, Rovio merumahkan 260 karyawan, atau sekitar 30 persen dari total jumlah seluruh karyawan yang mereka miliki saat itu.
Baca Juga
Waktu itu, Rovio menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi dan konsentrasi pada inti bisnis perusahaan, yakni gim, media, dan produk konsumen. CEO Rovio, Pekka Rantala berujar, perubahan mendasar diperlukan untuk memastikan Rovio menjadi perusahaan hiburan terkemuka dengan gim mobile sebagai lini bisnis utamanya.
Sementara sebelumnya, pada Oktober 2014, Rovio juga sudah merumahkan 130 karyawan akibat pertumbuhan perusahaan yang lambat, serta pendapatan yang menurun.
Adapun Rovio naik daun pada 2009 ketika gimm besutannya, Angry Birds, sukses menghipnosis banyak orang. Berkat kesuksesan Angry Birds, Rovio mulai memperluas Angry Birds dengan bisnis merchandise, serta beberapa gim spin-off.
Meskipun telah mencapai 50 juta unduhan, gim Angry Birds 2 yang dirilis masih belum mampu mengembalikan neraca keuangan Rovio.
(Jek/Why)