Liputan6.com, San Francisco - Mantan engineer Uber, Susan Fowler, kembali menyinggung perusahaan layanan ride-sharing tersebut. Kali ini, ia mengatakan bahwa Uber menyalahkannya karena sejumlah pengguna menghapus akun mereka di layanan ride-sharing tersebut.
Sejak mempublikasikan kasus pelecehan yang pernah menimpanya, Fowler mengatakan ada sejumlah orang yang menginvestigasi dan meminta informasi pribadi tentang kehidupannya. Uber pun diduga berada di balik aksi tersebut, meski perusahaan sudah menyangkalnya.
Advertisement
Baca Juga
Kini Fowler dengan pengakuan barunya, menuding Uber menyalahkannya atas sejumlah pengguna yang berhenti menggunakan layanan tersebut. Ia pun menilai Uber melakukan investigasi mengenai kehidupannya.
"Uber menyalahkan saya untuk sejumlah akun yang dihapus di layanannya. Selain itu, Uber juga memiliki firma hukum lain, selain Holder, untuk menginvestigasi saya," kicau Fowler di akun Twitter-nya.
Uber sebelumnya diketahui bekerjasama dengan mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), Eric Holder, dari firma hukum Covington & Burling, untuk melakukan peninjauan terhadap klaim pelecehan seksual yang dilayangkan oleh Fowler.
Diketahui sebelumnya, Uber menjadi sorotan setelah Fowler mempublikasikan pelecehan yang dialaminya saat bekerja di perusahaan tersebut. Demikian seperti dilansir Business Insider, Sabtu (4/3/2017).
Fowler melalui blog-nya, mengatakan bahwa telah menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang manajer--ditolak oleh divisi SDM--seorang manajer mengancam akan memecatnya jika membuat berbagai laporan. Tulisannya itu membuat Uber menggelar investigasi yang dipimpin oleh Holder.Â
(Din)