Liputan6.com, Jakarta - Bobby Murphy memiliki peran tak kalah penting dari Chief Executive Officer (CEO) Snap Inc, Evan Spiegel, dalam kesuksesan perusahaan sejauh ini. Pria yang menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) Snap ini, turut menciptakan Snapchat--salah satu produk Snap Inc--bersama Evan Spiegel dan Reggie Brown, saat mereka kuliah di Stanford University.
Sosok Murphy memang kalah populer dibandingkan Spiegel, tetapi ia memiliki peran besar di Snap Inc, mengingat posisinya sebagai co-founder dan CTO. Bersama Spiegel, Murphy memiliki mayoritas voting stock (saham berhak suara), sehingga memiliki kontrol penuh atas masa depan perusahaan. Setelah Snap resmi melantai di bursa saham pekan lalu, kekayaan bersih Murphy diperkirakan mencapai sekira US$ 5,4 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Kedua pendiri Snapchat sangat jarang tampil di hadapan publik. Namun Murphy lebih jarang tampil di hadapan publik sejak perusahaannya didirikan, dibandingkan Spiegel. Ia hanya melakukan beberapa kali wawancara dan hanya sedikit informasi yang diketahui tentang kehidupan pribadinya.
Para kolega Murphy menggambarkan sosoknya sebagai seorang pria berusia 28 tahun yang pintar, ramah dan tenang. "Saya menggambarkan Murphy hampir seperti seorang pertapa. Saya kira saya tidak pernah melihat dia kesal," kata karyawan pertama Snapchat, David Kravitz.
Berikut sejumlah informasi yang diketahui soal kehidupan dan karier Murphy, seperti dilansir dari Business Insider, Selasa (6//3/2017).
1. Pria bernama lengkap Robert Cornelius Murphy ini lahir di Berkeley, California, Amerika Serikat (AS) pada 1988. Ibunya adalah imigran dari Filipina dan kedua orang tuanya bekerja di pemerintahan.
2. Murphy bertemu Spiegel ketika kuliah di Stanford. Ia memilih jurusan matematika dan ilmu komputer, sedangkan Spiegel mempelajari desain produk.
3. Sebelum memulai Snapchat, Spiegel dan Murphy pernah bekerja pada startup gagal bernama Future Freshman, sebuah situs web, yang memberikan masukan kepada anak sekolah tentang cara masuk ke perguruan tinggi.
Mengenal Miliarder Misterius Snapchat, Bobby Murphy
4. Murphy dan Spiegel, bersama teman mereka yang lain yaitu Reggie Brown, memiliki ide tentang sebuah aplikasi perpesanan yang pesannya bisa hilang dengan sendirinya. Brown didepak dari startup tersebut, kemudian ia mendapatkan bayaran sebesar US$ 157,5 juta.
5. Saat diwawancarai Forbes, Murphy mengatakan, ia dan Spiegel bukanlah orang yang keren. "Kami tidak keren. Jadi kami berusaha membuat sesuatu agar bisa menjadi keren," katanya kala itu.
6. Popularitas Snapchat tidak diraih dalam semalam. Spiegel menghabiskan tahun terakhirnya di Stanford untuk mempromosikan aplikasi itu, sedangkan Murphy yang sudah lulus, mengambil pekerjaan sebagai engineer di Revel Systems.
Jumlah pengguna Snapchat mulai tumbuh pada akhir 2012, kemudian Murphy menggunakan setengah gajinya dari Revel untuk membayar tagihan server, sampai memperoleh pendanaan dari pemodal ventura.
Advertisement
Mengenal Miliarder Misterius Snapchat, Bobby Murphy
7. Sekira dua tahun kemudian, Spiegel dan Murphy bertemu dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, yang diketahui tertarik mengakuisisi Snapchat senilai US$ 3 miliar. Zuckerberg saat itu menjelaskan rencananya untuk "menghancurkan" Snapchat dengan aplikasi serupa yang sedang dikerjakan Facebook, Poke.
Spiegel dan Murphy menolak tawaran tersebut. Kemudian keduanya membeli buku The Art of War karya Sun Tzu, untuk enam karyawan mereka.
8. Sebagai CTO, Murphy bertanggung jawab atas tim engineering Snap. Sejumlah sumber mengatakan, ia memiliki peran besar di Snap Labs yaitu sebuah tim yang mengerjakan produk "top secret".
9. Menurut sumber, Murphy telah bertunangan dengan teman sekelasnya dari Stanford. Tunangannya turut menghadiri perayaan Initial Public Officer (IPO) Snap bersama dengan tunangan Spiegel, Miranda Kerr, di New York.
10. Saat Snap resmi melantai di bursa saham pada 2 Maret 2017, sejumlah investor berpikir bahwa perusahaan akan bisa menjadi "the next" Facebook. Namun Spiegel dan Murphy membantah perbandingan tersebut. "Kami tidak hanya mengejar pertumbuhan," ungkapnya.
(Din/Why)