Google Klaim DeepMind Mampu Diagnosis Kanker Lebih Cepat

Selain VR, teknologi kecerdasan Google DeepMind diklaim mampu mendeteksi kanker lebih cepat ketimbang dokter.

oleh Jeko I. R. diperbarui 07 Mar 2017, 15:45 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 15:45 WIB
Kecerdasan buatan
Kecerdasan buatan Google yang dapat deteksi kanker. (Foto: Mirror)

Liputan6.com, Mountain View - Kanker bukanlah penyakit yang dapat didiagnosis secara cepat. Untuk menetapkan apakah seseorang mengidap kanker, tim dokter spesialis biasanya membutuhkan waktu beberapa pekan, atau bahkan berbulan-bulan untuk bisa memastikan sampel jaringan sel yang diduga terkena kanker.

Namun saat ini ada teknologi canggih yang mampu bekerja lebih cepat ketimbang dokter. Teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) buatan Google, DeepMind, diklaim mampu melakukan diagnosis kanker lebih cepat ketimbang cara manual yang dilakukan dokter pada umumnya.

Dilansir dari Mirror, Selasa (7/3/2017), raksasa pencarian tersebut telah bekerja sama dengan NHS (National Health Service) sejak September 2016 untuk mengembangkan kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi kanker dalam waktu singkat.


Juru bicara Google menjelaskan, kecerdasan buatan akan dibuat dalam bentuk software yang dapat menginformasikan perbedaan antara jaringan sel yang sehat dan sudah terinfeksi sel kanker. Selain itu, ia juga dapat memberitahukan, jika pasien mengalami metastasis, yakni kondisi sel kanker telah menyebar dari satu organ ke organ lain.

“Kecerdasan buatan yang bisa mendeteksi metastasis, sedang kami uji coba dan dibantu oleh sejumlah ahli patologi. Proses ini dilakukan secara intensif dan masih cenderung belum akurat,” tulis Google dalam keterangannya.

Setelah deteksi, kecerdasan buatan tersebut nanti juga dapat memperlihatkan gambar sel kanker secara mikroskopik. Ia dapat mendeteksi sel kanker dalam skala sekecil 100x100 piksel dalam gambar mikroskopik.

Sistem penangkap gambar mikroskopik sel kanker ini sebetulnya dikembangkan lebih dulu untuk program mobil otonomos Google. Tugasnya saat itu membantu mobil mencitrakan penghalang-penghalang yang ada di sepanjang jalan.

Kini, sistem tersebut diadopsi ke kecerdasan buatan dan diklaim lebih akurat ketimbang dokter. Meski begitu, kecerdasan buatan Google ini sepertinya belum bisa menggantikan ahli patologi manusia untuk sekarang. 

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya