82 Persen Orang Tak Suka Lihat Foto Selfie di Media Sosial

Walau populer dan digemari, ternyata 82 persen orang di media sosial lebih suka melihat jenis foto lainnya ketimbang selfie.

oleh M Hidayat diperbarui 08 Mei 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 19:30 WIB
Ilustrasi Selfie. Kredit: Rawpixel via Pixabay
Ilustrasi Selfie. Kredit: Rawpixel via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Selfie sangat populer di media sosial. Menurut perkiraan statistik Google, selama 2014 setidaknya terdapat 93 juta selfie per hari, itu pun hanya selfie yang diambil di perangkat berbasis Android.

Sejalan dengan tren tersebut, aksesori semisal tongkat selfie (tongkat narsis/tongsis) menjadi kian lumrah. Bahkan, seakan tak ingin melewatkan peluang emas, sejumlah vendor memfokuskan diri menggarap smartphone dengan kamera depan yang diklaim mampu memaksimalkan selfie.

Meski sudah menjadi hal umum, pendapat dan tanggapan orang-orang mengenai selfie masih beragam. Sebagian orang menganggapnya sebagai tindakan kreatif dan cara untuk berhubungan dengan orang lain, sebagian lainnya menganggap selfie sebagai gejala narsistik, promosi diri, dan kepalsuan.

Sebagai fenomena budaya kontemporer, bagi para psikolog, selfie menarik untuk dikaji secara mendalam. Misalnya, apa yang mereka rasa dan pikirkan saat melakukan selfie, mengeksposnya ke berbagai media sosial, dan melihat selfie diri mereka sendiri atau orang lain di media sosial.

Dalam sebuah riset yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology, sebagaimana dikutip dari Science Daily, Senin (8/5/2017), seorang profesor di Ludwig-Maximilians-Universität München, Sarah Diefenbach, menggelar survei daring untuk menilai motif dan penilaian orang saat melakukan dan melihat selfie.

Survei itu melibatkan 238 orang yang tinggal di Austria, Jerman, dan Swiss sebagai responden yang terlibat penuh; 77 persen dari mereka secara teratur mengambil selfie. 

 "Salah satu alasan mereka melakukan selfie adalah aktivitas ini dirasa cocok bagi mereka sebagai strategi presentasi diri secara luas seperti promosi diri dan keterbukaan diri," kata Diefenbach.

Menariknya, meskipun 77 persen responden melakukan selfie secara teratur, 62-67 persen lainnya mengamini kemungkinan konsekuensi negatif dari selfie, seperti dampak terhadap citra diri.

Persepsi negatif tentang selfie ini juga digambarkan oleh 82 persen responden yang menunjukkan bahwa di media sosial, mereka lebih suka melihat jenis foto lainnya ketimbang selfie.

(Why/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya